REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan keamanan Israel bentrok dengan demonstran Palestina di Yerusalem timur pada hari Jumat (4/7). Hal ini setelah pemakaman seorang remaja Arab yang tewas dalam serangan yang diduga merupakan aksi balas dendam oleh Israel.
Demonstran muda Palestina melempar batu pada polisi Israel dan dibalas dengan granat listrik. Padahal sebelumnya tubuh Mohammed Abu Khadeir, remaja Palestina yang tewas, diarak melintasi jalanan kota sebelum akhirnya dikubur di lingkungan Yerusalem Timur, Shuafat.
Ribuan orang mengibarkan semangat demonstrasi sambil terus meneriakkan kalimat "Intifada bangkit lagi" dan "cukup penderitaan dan rasa sakit". Polisi telah meningkatkan keamanan di tengah kekhawatiran akan berlanjutnya momen terburuk Palestina-Israel dalam satu dekade terakhir ini.
Warga Palestina terus dihantui ancaman dari Israel terlebih setelah menginjak hari ketiga pertempuran. Di jalanan, terlihat batu, batu bata, kaleng, dan pipa berserakan menyusul bentrokan yang terjadi. Lampu-lampu lalu lintas juga hancur terkena serangan para demonstran.
"Kita tidak bisa hidup seperti ini. Setiap hari rakyat kami dibunuh," kata salah seorang pemuda Palestina bertopeng dan berkaffiyah, yang menolak menyebutkan namanya karena takut diidentifikasi oleh otoritas Israel.
Bentrokan itu terjadi satu hari setelah Israel mengerahkan pasukan ke daerah perbatasan dekat Gaza. Para pejabat Israel mengatakan, penyebaran tentara Israel diperintahkan sebagai tindakan defensif setelah puluhan roket ditembakkan dari Gaza, yang diperintah oleh kelompok Hamas.