Ahad 06 Jul 2014 12:52 WIB

Pemilih Indonesia Padati TPS Pilpres di Melbourne

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE  -- Seperti sudah diperkirakan sebelumnya, para pemilih Indonesia sangat antusias untuk memberikan suara mereka bagi pemilihan presiden Indonesia 2014, Ahad (6/7). Di Melbourne, ratusan pemilih sudah hadir sebelum TPS di KJRI dibuka jam 10 pagi waktu setempat.

Ketua PPLN  negara bagian Victoria, Isvet Novera tidak menyembunyikan kegembiraannya melihat begitu antusiasnya masyarakat Indonesia di Melbourne untuk datang memilih. "Luar biasa, di luar dugaan kita. Ketika petugas datang jam 8 pagi, sudah ada pemilih yang hadir dan meminta agar mereka diberikan kesempatan memilih lebih awal. Tapi karena petugas belum lengkap, dan memang tidak sesuai peraturan kita meminta mereka menunggu." kata Isvet Novera kepada Erwin Renaldi dari ABC.

Di Melbourne, jumlah pemilih sekitar 12 ribu orang, dan TPS dibuka dari pukul 10 pagi sampai 20.00, sehingga sebenarnya para pemilih memiliki banyak kelonggaran waktu untuk memberikan suara mereka.

"Kita senang banyak yang datang, karena sebenarnya cuaca dingin, dan di akhir pekan, bisa saja mereka sebenarnya tinggal di rumah yang mestinya lebih hangat." kata Isvet lagi.

Jumlah pemilih pilpres ini diperkirakan akan jauh lebih tinggi dibandingkan pemilihan legislatif April lalu yang hanya dihadiri sekitar 20-an persen dari pendaftar seluruhnya.

Irma Yulianti (dua dari kanan) bersama rekan-rekannya yang sedang mengikuti kursus 10 minggu di Melbourne. (Photo: Sastra Wijaya)
Termasuk yang hadir mengantri adalah 20 pegawai negeri sipil asal Indonesia yang sedang menjalani latihan untuk urusan penterjemahan bahasa Inggris di Universitas Monash, Melbourne.

Salah seorang di antaranya adalah Irma Yulianto yang sehar-hari bekerja di Kementerian ESDM di Jakarta. "Kami baru tiba di Melbourne dua iminggu lalu. Kami memang memutuskan untuk datang memilih karena ini kesempatan langka memberikan suara di luar negeri. Juga dalam soal pilihan, saya lebih semangat karena siapa yang akan dipilih jelas, dengan dua calon yang ada." katanya kepada wartawan ABC Internasional L. Sastra Wijaya.

Join Silica, guru sekolah seni selesai melakukan proses pemilihan. (Photo: Sastra Wijaya)
Antusiasme memilih juga diperlihatkan oleh Join Silica, asal Medan, yang menghabiskan masa sekolahnya di Malaysia, dan Australia. "Saya semula tidak begitu tertarik dengan politik Indonesia namun belakangan, saya merasa terpanggil untuk berpartisipasi. Ini karena saya melihat adanya harapan perubahan. Sebelumnya kakak saya yang tinggal di sini tidak pernah ikut pemilihan. Saya juga tidak memilih di pileg kemarin. Namun sekarang saya berhasil membujuk kakak dan keluarga lain untuk ikut memilih." kata Join Silica, yang sekarang menjadi guru di bidang seni menggambar di Melbourne.
Florince T Manafe, baru tiba di Australia, asal Kupang namun tinggal di Timor Leste selama 10 tahun terakhir. (Photo: Sastra Wijaya)
Florince T Manafe, baru tiba di Australia, asal Kupang namun tinggal di Timor Leste selama 10 tahun terakhir. (Photo: Sastra Wijaya)

Yang juga ikut memberikan suara adalah Florince Manafe asal Kupang Nusa Tenggara Timur, yang baru saja tiba di Australia mengikuti pasangannya yang adalah warga Australia. Florince sebelumnya bekerja di sebuah salon di Timor Leste sejak tahun 2004.

"Saya memilih calon yang saya anggap sederhana dan merakyat. Tokoh seperti itu menurut saya sangat mengena di hati saya." katanya.

Adil Basuki, pegawai sebuah bank Australia di Melbourne sudah tinggal di sini selama 20 tahun. (Photo: Sastra Wijaya)
Dengan bayi baru berusia 6 bulan, Adil Basuki bersama istrinya juga hadir di KJRI Melbourne guna memilih presiden antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Sama seperti beberapa orang lainnya, Adil Basuki baru dalam beberapa pemilui terakhir bersemangat memberikan suara.

"Sekarang adalah era baru, jadi saya juga ikut merasa terlibat untuk berpartisipasi." katanya.

Di Australia selain di Melbourne, pemungutan suara juga dilakukan di Sydney dan sekitarnya, Adelaide, Canberra, dan Brisbane sementara di Australia Barat (Perth dan sekitarnya) dilakukan Ahad (6/7).

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement