REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Serangan roket baik dari Gaza dan dari Israel semakin sering dilakukan menyusul adanya pembunuhan tiga remaja Israel serta tuduhan Israel bahwa Hamas terlibat dengan menggerebek rumah-rumah di Tepi Barat dan menahan sejumlah warga Palestina.
Penculikan dan pembunuhan Mohammed Abu Khdeir (16) pun diyakini sebagai bentuk serangan balas dendam, meskipun kepolisian Israel bersikukuh motif kriminal masih belum jelas. Pemakaman remaja itu pun dihadiri oleh ribuan pelayat pada Jumat. Beberapa dari mereka juga menembakkan senjatanya ke udara.
Total terdapat 62 warga Palestina dan 13 anggota polisi yang dilaporkan terluka. Polisi pun menahan 20 warga Palestina yang terlibat. Sementara itu, Aljazeera melaporkan hasil otopsi terhadap remaja Palestina korban pembunuhan tersebut telah keluar.
Menurut pejabat Palestina, dari hasil tersebut, remaja itu diyakini telah dibakar hidup-hidup. Dalam hasil awal, terdapat luka di bagian kepalanya dan luka bakar hingga 90 persen di seluruh tubuhnya. Ia dilaporkan telah diculik dari Yerusalem timur pada Rabu pagi dan mayatnya ditemukan beberapa jam kemudian di hutan Yerusalem.
"Sebab tewasnya remaja tersebut karena telah dibakar dan beberapa komplikasi lainnya," kata Mohammed Abdel Ghani al-Owaiwi, jaksa agung Otoritas Palestina dalam pernyataannya. Dalam otopsinya ditemukan adanya asap hitam di paru-parunya, sehingga diperkirakan Abu Khdair masih hidup dan bernapas ketika dibakar. Micky Rosenfeld, juru bicara kepolisian Israel menolak mengomentari hasil otopsi tersebut.