REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Sistem pemilihan presiden yang lebih sederhana hanya menampilkan dua calon, Prabowo Subianto dan Joko Widodo dibandingkan pemilihan legislatif bulan April lalu. Meski demikian, kondisi ini membuat jumlah pemilih Indonesia di Australia melonjak tajam, naik hampir 100 persen.
Di pemilihan legislatif lalu di Australia hanya sekitar 25 persen pemilih yang memberikan suara, sekarang tingkat partisipasi itu naik menjadi 50 persen.
Di Sydney, menurut sekretaris PPLN New South Wales, Akbar Makarti, mereka yang memberikan suara hari Sabtu tercatat 10 ribu orang dari jumlah terdaftar 22 ribu pemilih.
"Dalam hitungan kita ini sekitar 45 persen, naik tajam dari sebelumnya. Ini masih belum termasuk yang mengirimkan surat suara lewat pos." kata Akbar Makarti kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya.
Meningkatnya antusias pemilih tampak pada antrian di Sydney terutama di TPS yang dibuka di pusat kota. Seorang pemilih yang menyaksikan antrian menggambarkan kejadian pencoblosan tersebut sebagai "antrian seperti ketika orang hendak membeli Iphone terbaru."
Menurut Akbar Makarti, naiknya jumlah pemilih ini disebabkan karena banyaknya wajah-wajah baru yang sebelumnya tidak memberikan suara mereka di pemilihan legislatif bulan April.
"Di TPS di kota tampak banyak wajah-wajah muda, sementara di TPS di pinggiran kota, yang muncul adalah warga yang sudah lama tinggal di sini tapi sebelumnya tidak memilih" kata Makarti.
Di Melbourne, menurut Ketua PPLN negara bagian Victoria, jumlah pemilih yang datang adalah 6.364 orang, yang berarti lebih dari 50 persen dari angka pemilih keseluruhan yaitu 12.588 orang. Ini juga masih belum termasuk surat suara lewat pos yang baru akan dihitung bersamaan dengan surat suara lainnya hari Rabu (9/7).
Kejadian serupa juga terjadi di luar Sydney dan Melbourne. Di Adelaide menurut salah seorang anggota PPLN, Faruq al Haqi, jumlah mereka yang memberikan suara di sana adalah 681 orang. "Di pileg kemarin, yang datang cuma sekitar 400-an orang." kata Al Haqi.
Dalam pantauan ABC lewat sosial media, suasana serupa juga terjadi di banyak tempat pemilihan di luar Indonesia lainnya. Di Kuala Lumpur misalnya, menurut Wahyu Susilo dari kelompok pegiat advokasi TKI yang memantau pelaksanaan pemungutan suara, juga terjadi peningkatan tajam pemilih.
"Di Kuala Lumpur, di pileg kemarin hanya 1700 orang yang memilih, sekarang tercatat yang memberikan suara 8968 orang." kata Wahyu Susilo. Malaysia merupakan negara yang memiliki jumlah pemilih terbanyak sekitar 1 juta orang. Secara keseluruhan diperkirakan jumlah penduduk Indonesia di luar negeri yang berhak memberikan suara adalah 2 juta orang.