Senin 07 Jul 2014 04:40 WIB

Pemerintah Libya Desak Hentikan Bentrokan di Benghazi

Peta Benghazi, Libya.
Foto: Aljazeera
Peta Benghazi, Libya.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Pemerintah sementara Libya menyerukan dihentikannya pertempuran antara seorang jenderal pemberontak dan kubu Islam yang telah mendobrak kota timur Benghazi selama dua bulan terakhir.

"Mengingat situasi dramatis warga sipil dari Benghazi hidup dalam ketakutan dan teror karena pertempuran tidak dapat dibenarkan, pemerintah meminta semua pihak dalam konflik untuk meninggalkan kota dan untuk segera menghentikan pertempuran," katanya dalam sebuah pernyataan, Ahad (6/7).

Kabinet Perdana Menteri sementara Abdullah al-Thani mengatakan pihaknya memerintahkan dinas keamanan untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna memulihkan stabilitas di Benghazi.

Kota Mediterania, tempat kelahiran revolusi 2011 yang menggulingkan diktator lama Moamer Gaddafi, telah tegang sejak Jenderal pemberontak Khalifa Haftar melancarkan serangan terhadap kelompok-kelompok Islam yang kuat pada pertengahan Mei, menggambarkan banyaknya unit tentara reguler di pihaknya.

Lebih dari 100 orang telah tewas sejak itu. Dalam kekerasan di Tripoli, Ahad, kelompok bersenjata berjuang selama beberapa jam untuk mengontrol pintu masuk barat ke ibu kota, tanpa laporan langsung adanya korban.

Beberapa mobil dan bangunan rusak di distrik perumahan Regata, dalam apa yang dikatakan seorang pejabat keamanan adalah karena konfrontasi antara kelompok-kelompok bersenjata dari kota Zintan dan milisi saingan yang berbasis di Janzur, pinggiran barat Tripoli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement