REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Badan Cuaca Jepang mengeluarkan peringatan terjadinya topan super Neoguri yang akan melanda selatan kepulauan Okinawa, pada Senin. Angin kencang ini dinilai merupakan salah satu badai terburuk dalam beberapa dekade.
Dengan adanya peringatan topan ini, berarti badai tersebut dapat mengancam kehidupkan dan menyebabkan kerusakan besar. Angin dari badai tersebut berkecepatan 270 kilometer per jam dan disertai hujan lebat.
Sementara itu, badan Meteorologi Jepang mengatakan gelombang dapat terjadi setinggi 14 meter. Peringatan ini pun mengingatkan kembali bencana gempa bumi yang menyebabkan tsunami pada 2011 silam.
Dikutip dari Aljazeera, ahli cuaca Steff Gaulter mengatakan Neoguri masuk dalam topan kategori lima yang merupakan kategori terkuat sebelum tiba di Okinawa. Badai ini diperkirakan akan bergerak menuju utara dan menghantam kepulauan Jepang. Kekuatan badai ini juga diperkirakan akan menurun saat melanda Kyushu, namun masih akan menimbukan kerusakan besar.
Peringatan ini ditujukan untuk daerah Miyako-jima karena badai ini diperkirakan akan menghantam wilayah tersebut pada Selasa. “Tolong tetap waspada terhadap badai dan gelombang tinggi,” kata badan cuaca dalam pernyataan singkatnya.
Sebelumnya, para pejabat memperingatkan warga di daerah tersebut untuk tetap berada di dalam ruangan. Sementara itu, militer udara Amerika Serikat yang berada di Pasifik juga telah mengevakuasi sejumlah pesawatnya.
Badan cuaca sebelumnya mengatakan badai dan hujan lebat ini akan tiba di Jepang pada Rabu. Angin topan berada di 600 kilometer selatan Okinawa dan tengah bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan 25 kilometer per jam.
“Tolong tetap waspada, tetap berada di dalam gedung dan hindari bekerja di luar dan jangan melakukan perjalanan yang tak perlu,” kata pejabat badan meteorologi. Pejabat tersebut memperingatkan badai dapat menyebabkan angin yang sangat kencang dan memicu gelombang tinggi.
“Sepertinya akan tiba di Okinawa pada Selasa pagi, memicu angin kencang dan gelombang tinggi dan disejumlah daerah hujan lebat,” katanya. “Bersiaplah untuk dievakuasi,” tambahnya.
Sementara itu, Keiji Furuya, menteri penanganan bencana Jepang, menyerukan kepala daerah agar tak ragu untuk mengeluarkan peringatan evakuasi.