REPUBLIKA.CO.ID, CONECTICUT-- Fosil burung terbesar yang pernah ditemukan ini akhirnya dapat diidentifikasi oleh para ilmuan. Burung ini menyerupai burung camar dengan bentang sayap yang mencapai lebih dari tujuh meter. Fosil yang berusia 25 juta tahun ini digali tiga puluh tahun yang lalu di Carolina Selatan.
“Fosil ini memiliki ukuran yang luar biasa besar, susunan tulangnya sangat rapi dan fosil ini akan diawetkan,” ucap kurator sains The Bruce Museum Daniel Ksepka di Connecticut seperti yang dilansir dari BBC pada Selasa (08/07).
“Ini juga merupakan hal yang luar biasa karena spesimen yang terletak di dasar laut sehingga ia tertimbun dan terhindar hal-hal yang dapat merusak fosil seperti erosi dan deru pembangunan,” ucapnya.
Peneliti meyakini bahwa burung ini memiliki ukuran yang lebih besar dari temuan sebelumnya yaitu Argentavis magnificens yang merupakan burung dari Amerika Selatan dengan bentang sayap selebar enam meter dan hidup sekitar enam juta tahun yang lalu.
Para ilmuan menamai burung besar tersebut dengan sebutan Pelagornis Sandersi. Mereka meyakini bahwa burung tersebut memiliki ukuran dua kali lipat dari ukuran burung albatross petualang yang merupakan burung terbesar yang masih dapat kita jumpai saat ini di alam bebas.
Pelagornis Sandersi menyerupai albatross, ia merupakan burung yang menghabiskan sebagian besar waktunya melayang di atas samudera untuk berburu ikan dan cumi-cumi. Para ilmuan juga beranggapan bahwa burung tersebut tidak perlu terlalu banyak mengepakan sayapnya agar tetap dapat terbang di atas samudera, burung tersebut dapat tetap terbang hanya dengan mengandalkan dorongan udara dari bawah sayapnya yang lebar.
Dalam melakukan analisis, para ilmuan dibantu oleh aplikasi model komputer yang dapat merekonstruksi ulang berdasarkan susunan tulang yang ditemukan. Dari analisis tersebut ditemukan bahwa burung tersebut dapat meluncur dengan kecepatan sepuluh meter per detik. Ini lebih cepat dari atlit lari tercepat dalam lomba lari seratus meter.
Para ilmuan juga beranggapan bahwa burung tersebut dahulu adalah burung yang umum dan banyak ditemukan. Namun mereka punah sekitar tiga juta tahun yang lalu. Ilmuan belum menemukan penyebab mengenai kepunahan dari burung tersebut.