Selasa 08 Jul 2014 12:42 WIB

Gawat, Kutub Selatan Mencair Dua Kali Lebih Cepat dari Perkiraan

Antartika
Antartika

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY-- Perubahan angin menyeret arus air hangat ke sekitar garis pantai Kutub Selatan dan memaksa es mencair serta permukaan air laut naik dua kali lebih cepat daripada perkiraan sebelumnya, demikian hasil penelitian baru Australia.

Para ilmuwan dari University of New South Wales (UNSW) mendapati air hangat mungkin lebih hangat empat derajat daripada air dingin yang digantikannya dan memiliki konsekuensi serius bagi kenaikan permukaan air global yang akan membentuk-ulang garis pantai.

"Apa yang biasanya merupakan air dingin yang berada di dekat beting es sekitar minus dua derajat Selsius dan kemudian air hangat agak ke luar," kata Paul Spence dari Pusat Penelitian Perubahan Iklim di UNSW kepada Australian Broadcasting Commission (ABC).

"Kami mendapati dengan menggunakan kekuatan angin yang diproyeksikan ke sampai akhir abad ini bahwa air hangat cenderung mengalir ke pantai, tepat di samping garis daratan lapisan es gletset. Itu dapat mengarah ke peningkatakan besar-besaan angka lapisan es yang mencair, dengan konsekuensi langsung bagi kenaikan permukaan air laut global," katanya para peneliti tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.

Para peneliti mengatakan pencairan sebagian lapisan es di Antartika barangkali sekarang tak bisa diubah. Satu tim ilmuwan dari UNSW dan Australian National University (ANU) untuk pertama kali telah membuat contoh bagaimana temperatur permukaan samudra turun ke 700 meter dengan cepat berubah di sekitar Kutub Selatan akibat perubahan pola angin, yang diduga sebagian disebabkan oleh pemanasan global. "Buat saya, itu tentu saja adalah hasil yang sangat menakutkan," kata Spence.

"Saya tak sepenuhnya menghargai betapa sensitif bagian samudra ini terhadap perubahan dan betapa matangnya situasi bagi penyediaan dampak dramatis pada lapisan es. Mereka bukan mempertimbangkan jenis pemanasan global yang kita saksikan pada simulasi model kami seputar garis pantai Antartika," kata Spence.

Namun, banyak ilmuwan tak bisa meramalkan kapan air hangat itu akan memicu hilangnya lapisan es gletser. "Itu bukan tak seperti salju longsor, orang tak sepenuhnya mengetahui kapan itu akan terjadi tapi ketika itu terjadi, itu terjadi dengan sangat cepat," kata Spence. Tas van Ommen dari Australian Antartic Division mengatakan dampak perubahan cepat Antartika sekarang bisa dirasakan pada abad ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement