Rabu 09 Jul 2014 08:00 WIB

Gerilyawan Serbu Istana, Presiden Somalia Selamat

Rep: C66/ Red: Taufik Rachman
Presiden Somalia Sheikh Sharif Sheikh Ahmed
Foto: Somaligov.net
Presiden Somalia Sheikh Sharif Sheikh Ahmed

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gerilyawan Shebab Somalia meluncurkan serangan bom dan serangan bersenjata terhadap istana presiden negara itu Selasa. Gerilyawan berhasil menembus kompleks yang dijaga ketat dan baku tembak sengit dengan para penjaga keamanan.

Sumber-sumber keamanan mengatakan, Presiden Somalia Sheikh Mohamud yang mendapat dukungan internasional, tidak terluka dan aman dengan penjaga dari Uni Afrika AMISOM yang berkekuatan 22.000-prajurit.

"Ada serangan terhadap istana presiden, dengan orang-orang bersenjata menyerang satu pos pemeriksaan di bagian belakang kompleks," kata petugas polisi Ali Hussein kepada AFP. "Ada ledakan dan pasukan keamanan utama memerangi mereka."

Seorang juru bicara mengatakan, kelompok Shebab Al-Qaida berada di balik serangan itu, dan mengklaim pasukan mereka berhasil merebut kantor presiden di kompleks istana presiden yang dikenal sebagai Villa Somalia.

"Komando kami berada di dalam apa yang disebut kantor kepresidenan," kata juru bicara Shebab, Abdulaziz Abu Musab, kepada AFP. "Kami berada dalam kendali markas rezim murtad. "

"Musuh menderita korban yang tinggi selama operasi, yang sedang berlangsung. Serangan itu merupakan kemenangan bagi kami sejak pemerintah yang dilantik asing mengatakan keamanan mereka ditingkatkan," tambahnya.

Para saksi mengatakan ada tembakan berat dan beberapa ledakan diyakini granat.

"Peluru yang terbang di sekitar datang dari istana," kata Halimo Nure, yang tinggal dekat dengan kompleks itu, salah satu daerah yang paling dijaga ketat di kota. "Ada penembakan dan tembakan, ada juga ledakan sepertinya menggunakan granat."

Serangan itu tampaknya mengulangi serangan Shabaab terhadap istana presiden pada Februari. Pada Mei pemberontak Islamis juga meluncurkan serangan serupa terhadap parlemen nasional.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement