Rabu 09 Jul 2014 09:31 WIB

Moskow Tuduh AS Culik Anak Anggota Parlemen Rusia

Bendera Rusia
Foto: forbes.com
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Moskow menuduh Washington Selasa menculik anak seorang anggota parlemen Rusia yang ditangkap di Maladewa karena dicurigai sebagai salah satu pedagang kartu kredit curian paling produktif.

Seorang legislator Rusia yang mengaku menjadi ayah tersangka menyatakan takut bahwa Roman Seleznev, yang kini ditahan di wilayah Amerika, Guam, akan dituduh segala macam dosa termasuk "pembunuhan Kennedy."

Kasus lebih lanjut mengusik kemarahan Rusia di tengah tarikan sengit perang dengan Washington mengenai nasib mantan Soviet Ukraina.

Departemen Kehakiman AS mengatakan Senin bahwa Seleznev, 30, ditahan pada akhir pekan dan didakwa mencuri ke dalam sistem komputer ritel AS dalam skema bank-bank biaya lebih dari 1.100.000 dolar AS (? 800.000) mengalami kerugian.

Dia menghadapi hingga 30 tahun penjara tetapi tidak segera jelas bagaimana dia berakhir di Guam.

Sebuah sumber penegak hukum AS mengkonfirmasikan kepada AFP tersangka adalah anak anggota Parlemen Rusia.

Anggota parlemen Rusia, Valery Seleznev, menuduh Washington melakukan tindak pidana terhadap anaknya dan mengatakan tidak ada bukti dia adalah seorang hacker.

"Ini adalah penculikan warga negara Rusia. Ini tidak ada hubungannya dengan penangkapan (nya)," kata anggota parlemen Partai Liberal Demokrat yang ultra-nasionalis itu kepada saluran TV Dozhd.

Departemen Luar Negeri menolak tuduhan penculikan.

"Ada tuduhan yang dibuat-buat. Ini adalah kasus Departemen Kehakiman. Tentu tidak ada penculikan yang terlibat," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Jen Psaki kepada wartawan.

Seleznev mengatakan anaknya tidak mungkin seorang penjahat karena dia terluka dalam suatu aksi teroris di Maroko pada tahun 2011 dan sekarang dinonaktifkan.

Menurut pejabat AS, tersangka, yang dituduh menginstal

perangkat lunak berbahaya untuk mencuri nomor kartu kredit, dioperasikan skema antara Oktober 2009 sampai Februari 2011.

Dia dan rekan-rekannya mencuri lebih dari 200.000 nomor kartu kredit, menurut pejabat AS.

Valery Seleznev mengatakan bahwa sebelum 2011 putranya bekerja untuk perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan IT.

"Saya takut bahwa sekarang dia akan diletakkan di bawah begitu banyak tekanan seolah-olah ia membunuh Kennedy dan bahkan adalah Monica Lewinsky," kata Valery Seleznev kepada kantor berita Itar-Tass.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement