Rabu 09 Jul 2014 10:50 WIB

Kuwait: Disintegrasi Irak Berbahaya

Tentara ISIS
Foto: Reuters
Tentara ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Menteri Luar Negeri Kuwait Sabah al-Khaled al-Hamad al-Sabah menekankan perlunya menjaga persatuan Irak dan integritas teritorialnya. Pasalnya, disintigrasi Irak berbahaya bagi kawasan.

"Kami percaya dalam memerangi terorisme dan kebijakan Kuwait dalam hal ini sudah sesuai dengan Konstitusi Irak," kata  dia dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan Arab-Afrika, Hossein Amir-Abdollahian.

Ia menggarisbawahi perlunya menjaga persatuan negara dan melanjutkan tren politik saat ini berdasarkan Konstitusi Irak.

Dia juga menekankan perlunya mempercepat pemilihan ketua parlemen, presiden dan perdana menteri Irak, serta bahwa penundaan dalam pelaksanaan sidang parlemen tidak akan memberikan kontribusi pada situasi di negara itu.

Al-Sabah juga mengatakan, negaranya memandang sangat penting konsultasi-konsultasi dengan Iran mengenai isu-isu regional seperti Irak. Amir-Abdollahian menjelaskan perkembangan teroris baru-baru ini di Irak sebagai berbahaya bagi kawasan dan dunia, dan menekankan perlunya kerja sama masyarakat internasional untuk melawan fenomena kejahatan terorisme.

"Mempertahankan kesatuan politik Irak dan integritas teritorial berdasarkan konstitusinya adalah di antara prinsip-prinsip kebijakan Iran mengenai Irak,"katanya. Sebab itu, perlu adanya satu pemerintahan terpilih secara demokratis di Irak yang tidak boleh dirusak melalui kekerasan dan ekstremisme, katanya.

"Iran bersama Irak dalam memerangi terorisme dan ketenangan di negara itu dan negara-negara regional lainnya, seperti Kuwait dan Arab Saudi sangat penting bagi kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement