Kamis 10 Jul 2014 04:04 WIB

Cara Tentara Israel Meneror Warga Palestina

Rep: C92/ Red: Yudha Manggala P Putra
Militer Israel
Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Militer Israel

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -– Sudah bukan rahasia lagi, tentara Israel seringkali melakukan serangan kepada warga sipil selama peperangan melawan Palestina. Selain itu, Israel juga melakukan terror-teror kecil untuk menimbulkan ketakutan.

Seorang mahasiswa Palestina yang belajar di Indonesia, Abdelrahman M. Alnweiri, menceritakan seringnya tentara Israel meneror warga Palestina.

Selain menyerang rumah warga sipil, tentara Israel juga melakukan serangan ke bangunan kosong. Salah satu bangunan kosong yang menjadi sasaran bom Israel selama dua hari ini adalah hotel milik marganya.

Abdel mengatakan tidak tahu alasan Israel menyerang hotel milik marganya tersebut. Dia memperkirakan serangan itu dilakukan untuk menimbulkan ketakutan bagi warga Palestina.

“Hotel itu memang di dekat pantai, di dekat laut itu ada kapal Israel. Bom itu dari pesawat, tapi ditambahi dari kapal,” kata Abdel,

“Tidak ada alasan, mungkin untuk bikin orang takut saja. Karena di sampingnya juga hanya ada kuburan, tidak ada siapa-siapa.”

Abdel juga menceritakan, tentara Israel seringkali menyerang rumah warga sipil hanya untuk menimbulkan ketakutan. Ketika menyerang rumah warga sipil, tentara Israel biasanya menggunakan roket-roket kecil. “Hanya untuk membuat orang keluar dari rumah,” kata Abdel.

Setelah warga keluar, sekitar setengah jam setelahnya, tentara Israel akan melontarkan roket besarnya. “Kalau roket yang besar itu beratnya bisa satu ton,” kata Abdel.

Menurut Abdel, setiap ada roket yang datang, warga biasanya akan keluar rumah untuk mencari letak jatuhnya roket. Mereka kemudian berkumpul untuk melihat apakah ada korban atau benda yang bisa diselamatkan. Bila ada korban, warga kemudian akan bergotong royong untuk membantu.

Warga Palestina bukan tidak takut terhadap bom. Setiap ada bom datang, kata Abdel, ada juga warga yang takut.

Namun hal tersebut seperti sudah menjadi kebiasaan bagi mereka. Mereka tetap keluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dan bersikap biasa saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement