Kamis 10 Jul 2014 22:22 WIB

Netanyahu: Tak Ada Agenda Damai dengan Hamas

Benjamin Netanyahu
Foto: Reuters/Dan Balilty
Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Kamis mengatakan kepada anggota parlemen Israel kesepakatan gencatan senjata dengan HAMAS tak ada dalam agenda pada saat ini. Demikian laporan surat kabar Ha'aretz.

Perdana menteri Israel itu mengeluarkan pernyataan tersebut saat ia memberi penjelasan kepada para menteri selama pertemuan di Knesste (Parlemen Israel) mengenai serangan terkini Israel di Jalur Gaza, yang memasuki hari ketiga. Agresi militer tersebut diberi nama "Operation Protective Edge".

Anggota parlemen bertanya kepada Netanyahu apakah operasi tersebut memiliki sasaran politik khusus dan apakah ia mengadakan kontak dengan Mesir atau negara lain mengenai penengahan kesepakatan gencatan senjata.

"Saya tidak berbicara dengan siapa pun mengenai gencatan senjata saat ini," kata Netanyahu kepada anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan. "Itu bahkan tak ada dalam agenda," kata perdana menteri tersebut.

Pada November 2012, presiden terguling Mohamed Moursi membantu menengahi kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri delapan hari agresi Israel terhadap Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), yang memerintah daerah kantung di Laut Tengah di tengah "Operation Pillar of Defense" Israel.

''Perdana Menteri Israel itu mengatakan ia memerintahkan ditingkatkannya serangan udara di Jalur Gaza,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta pada Kamis malam.

Netanyahu mengatakan ia telah mendapat dukungan dari para pemimpin internasional yang telah diajaknya bicara dalam waktu dua hari belakangan, termasuk Presiden Prancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Israel melancarkan operasi terkininya pada Selasa pagi (8/7) melalui serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza setelah 300 roket ditembakkan ke arah Israel Selatan selama beberapa pekan sebelumnya.

sumber : Antara/Xinhua-OANA

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement