REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman meradang. Negara itu mengusir pejabat tinggi dinas intelijen AS, Kamis (10/7).
Tindakan itu dipicu munculnya dua kasus spionase AS terhadap Jerman. Lebih jauh lagi, langkah tersebut mencerminkan Jerman sudah kehilangan kesabarannya atas Amerika Serikat. Seorang pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan langkah Jerman itu luar biasa.
"Perwakilan badan intelijen AS di kedutaan besar AS telah diminta meninggalkan Jerman," ujar juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert, dilansir dari AP, Kamis (10/7).
Sesaat sebelum pengumuman tersebut, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Jerman dan AS memiliki pendekatan peran badan intelijen yang sangat berbeda. Kepala pers Gedung Putih Josh Earnest menolak berkomentar atas keputusan Jerman. Namun, dia mengatakan AS menganggap serius persoalan tersebut.
Jerman tengah menyelidiki laporan baru mengenai AS yang membayar seorang pejabat negara untuk memberi informasi rahasia, Rabu (9/7). Laporan baru tersebut semakin menambah ketegangan antara Jerman dan AS, yang dimulai pada awal pekan ini.
Ketegangan diawali adanya laporan seorang karyawan intelijen luar negeri Jerman yang menjadi mata-mata untuk AS. Laporan ini langsung memicu kemarahan Jerman, yang sebelumnya juga sempat terlibat ketegangan akibat penyadapan yang AS lakukan pada 2013.