Jumat 11 Jul 2014 13:23 WIB

Bank Dunia Puji Jalur Kereta Cina

Polisi berjaga-jaga dekat loket menyusul serangan dari kelompok bersenjata di stasiun kereta api Kunming, provinsi Yunnan (2/3).
Foto: Reuters
Polisi berjaga-jaga dekat loket menyusul serangan dari kelompok bersenjata di stasiun kereta api Kunming, provinsi Yunnan (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memuji pembangunan jaringan jalur kereta berkecepatan tinggi di Cina dengan rute sepanjang lebih dari 10.000 kilometer dengan beban biaya yang dinilai jauh lebih rendah dari pembangunan serupa di negara lainnya.

"Cina telah mencapai hasil yang menakjubkan dalam pembangunan jaringan kereta berkecepatan tinggi lebih dari 10.000 kilometer dalam periode enam hingga tujuh tahun dengan beban biaya yang lebih rendah dari proyek serupa di negara lain," kata Spesialis Transportasi Senior Bank Dunia Gerard ollivier dalam laporan Bank Dunia bertajuk 'High-Speed Railways in China', dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (11/7).

Menurut laporan tersebut, biaya pembangunan jalur kereta berkecepatan tinggi di Cina menghabiskan beban biaya sekitar dua pertiga dari beban biaya yang biasa dilakukan di negara lainnya. Selain itu, jalur sepanjang lebih dari 10.000 kilometer itu juga dinilai melebihi jaringan kereta serupa yang terdapat di seluruh negara-negara di kawasan Uni Eropa.

Padahal biasanya, biaya untuk membangun konstruksi proyek jalur kereta berkecepatan tinggi dapat menjadi tinggi karena sejumlah faktor utama yang mencakup biaya akuisisi lahan, kondisi cuaca dan topografi, serta konstruksi jembatan besar yang melintasi sungai yang lebar hingga pembangunan stasiun besar. "Selain biaya tenaga kerja yang rendah di Cina, kemungkinan alasan lainnya adalah perencanaan jaringan kereta berkecepatan tinggi yang baik di Cina," kata Ollivier.

Ia mengemukakan, hal itu mengakibatkan antara lain standardisasi rancangan beragam elemen konstruksi, pembangunan dengan kapasitas yang kompetitif dan inovatif terkait manufaktur peralatan yang ada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement