REPUBLIKA.CO.ID, MOSKWA -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghentikan kerusuhan bersenjata di wilayah selatan dan Jalur Gaza sesegera mungkin.
"Rusia menegaskan perlunya untuk segera mengakhiri bentrokan bersenjata, yang merenggut banyak korban jiwa sipil," kata Kremlin setelah percakapan kedua pemimpin tersebut melalui telepon, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Jumat (11/7).
"Sangat perlu untuk mengakhiri lingkaran kerusuhan jahat ini dan menghentikan penderitaan rakyat."
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis mengingatkan warga Rusia di Israel dan wilayah Palestina agar berhat-hati. Netanyahu pada pagi hari yang sama mengatakan pada saat ini tak ada perundingan mengenai kesepakatan gencatan senjata.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari yang sama mendesak Menteri Luar Negeri AS John Kerry agar secara bersama berusaha mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza. Israel pada Selasa (8/7) memulai operasi militer yang dijuluki "Operation Protective Edge guna menghentikan tembakan roket dari Jalur Gaza" selama beberapa hari belakangan ini.
Sementara Netanyahu mengatakan pada Rabu telah menginstruksikan militer agar memperluas serangannya terhadap HAMAS sampai tembakan roket berhenti dan Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon mengatakan operasi tersebut takkan berhenti dalam waktu dekat.
Hingga Kamis sore, Angkatan Udara Israel menyerang tak kurang dari 800 sasaran di Jalur Gaza dan menewaskan sebanyak 80 orang Palestina, serta melukai lebih dari 50 orang dalam berbagai serangan, kata beberapa sumber medis Palestina.