REPUBLIKA.CO.ID, ISRAEL -- Perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel menolak tekanan dari asing untuk menghentikan gencatan senjata di Gaza. Ia telah berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Namun hal itu tidak akan mengubah pendiriannya. Ia menegaskan tidak ada tekanan internasional yang dapat mencegah Israel untuk bertindak dengan segala kekuatan yang ada. Bahkan, Netanyahu mengatakan Israel telah menyerang lebih dari seribu sasaran di Gaza sejak Selasa lalu (8/7) lalu.
Hingga saat ini, jumlah warga palestina yang tewas akibat serangan Israel telah berjumlah 100 orang. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan selain korban tewas, 675 orang warga sipil mengalami luka parah dari aksi ini.
Militan di Gaza pun masih terus menembakan roket ke Israel untuk membalas serangan yang menyebabkan beberapa bangunan rusak dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay mengatakan operasi militer Israel tidak mematuhi hukum internasional. Padahal didalamnya jelas disebutkan melarang warga sipil menjadi target.
"Kami telah menerima laporan yang sangat meresahkan bahwa banyak korban sipil, termasuk anak-anak, yang menjadi korban akibat serangan ini," kata Ms Pillay.
Israel telah berulang kali bersikeras telah mencoba untuk menghindari korban sipil. Tetapi, mereka bedalih para militan sering menempatkan aset militer mereka di wilayah pemukiman.