Senin 14 Jul 2014 12:34 WIB

Batu Aborigin Berusia 40 Ribu Tahun Dipindahkan dari Pabrik Gula

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Empat batuan pasir kuno direlokasi dari sebuah pabrik gula di Bundaberg, negara bagian Queensland, ke pusat budaya lokal di sekitar wilayah itu sebagai upaya rekonsiliasi.

Anggota pengurus gereja Bundaberg, Aunty Chery, berbicara kepada media sementara Derek siap untuk memindahkan batu. (Foto: dokumentasi penulis)
Batuan ini, yang memuat pahatan penduduk asli Aborigin dari 40 ribu tahun lalu, baru-baru ini ditemukan oleh anggota pengurus gereja Aborigin, 40 tahun setelah keempatnya dipindahkan dari sungai Burnett dan ditempatkan di Pabrik Bingera. Keempatnya dibawa oleh pekerja pabrik ke Pusat Kesejahteraan Penduduk Asli di Bundanerg, tempat batu-batu pasir ini akan dipajang sebagai produk budaya.

Anggota pengurus gereja Aborigin di Bundaberg, Aunty Cheri, menangis bahagia saat batu-batu berharga tersebut diikat dan diangkut ke sebuah truk.

Ia menuturkan, batu-batu itu dulunya digunakan oleh 3 suku yang berbeda, dan menandakan adanya batasan-batasan serta praktik kuno.

Dua batuan milik para pria, tempat di mana alat-alat dibuat dan diasah, memiliki permukaan yang halus. Sedangkan satu batu milik perempuan memiliki lekukan tempat para perempuan melahirkan. “Para perempuan duduk dan melahirkan, dan perempuan yang ada bersamanya akan menggosok ibu bersalin itu dengan tanah dan berkata pada bayi-nya, ‘negara ini memiliki-mu’,” jelasnya, belum lama ini.

Aunty Chery mengutarakan, kegiatan pemindahan ini, yang terjadi bertepatan dengan pekan NAIDOC (perayaan sejarah; budaya; dan prestasi penduduk asli Aborigin serta kepulauan Selat Torres), berlangsung secara khidmat dan mempersatukan masyarakat Aborigin.

“Ini soal rekonsiliasi, mereka mengembalikan objek penting ini ke masyarakat tradisional pemiliknya. Mereka berkata, ‘ayo pindahkan batu ini bersama-sama’,” ujarnya.

Para pekerja pabrik, termasuk pengangkut batu dan pengemudi derek, bekerja dengan sangat tekun untuk memindahkan batu ke bantalan besar di belakang truk.

Simon Doyle dari ‘Bundaberg Sugar’ menyebut, perusahaannya ingin membantu dengan menyediakan peralatan dan tenaga kerja gratis.

Ia mengatakan, batu-batu itu memiliki hubungan spesial dengan sekelompok pegawai pabrik.

“Mungkin hanya ada dua atau tiga orang yang masih tersisa di sini, yang saat itu ada ketika batu-batu tersebut dibawa ke sini 40 tahun yang lalu. Saya pikir sekarang adalah saat yang tepat untuk memindahkan mereka ke kota, ke tempat di mana mereka akan dihargai oleh lebih banyak orang,” terang Simon.

Batu yang masing-masing memiliki berat lebih dari satu ton ini, direlokasi di bawah pengawasan anggota pengurus gereja Taribelang Bunda, Goreng, dan Gurang Gurang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement