REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Isreal akan menolak tekanan asing yang meminta pihaknya untuk menghentikan operasi di Jalur Gaza. Dia mengatakan, sejak Selasa Israel telah menyerang lebih dari 1.000 sasaran di sana dan menggunakan kekuatan dua kali lebih besar dari yang digunakan selama operasi serupa tahun 2012.
Netanyahu juga mengatakan ia telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden AS Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel. Pembicaraan tersebut diakuinya berjalan dengan positif. Namun, ia menambahkan tidak ada tekanan internasional yang bisa mencegah pihaknya dalam bertindak dengan menggunakan segala kekuatan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay mengatakan ada keraguan apakah operasi militer Israel telah sesuai dan mematuhi hukum internasional yang melarang penargetan warga sipil.
"Kami telah menerima laporan yang sangat mengganggu, bahwa banyak korban yang merupakan warga sipil, termasuk anak-anak, terjadi sebagai akibat dari serangan terhadap rumah-rumah," kata Pillay.
Israel telah berulang kali bersikeras bahwa mereka telah mencoba untuk menghindari korban sipil. Tetapi mereka mengatakan bahwa para militan sering menempatkan aset militer mereka di wilayah pemukiman.
Menurut informasi yang didapat dari para pejabat Palestina, 113 orang telah tewas dalam serangan udara yang dilancarkan Israel. Kementerian Kesehatan Palestina menambahkan, 750 orang terluka akibat operasi militer Israel yang dimulai sejak Selasa. Sebagian besar dari korban tersebut merupakan warga sipil.