Ahad 13 Jul 2014 16:50 WIB

Warga Gaza Menunggu Kematian di Rumah Pembantaian

Rep: Elba Damhuri/ Red: Erik Purnama Putra
Warga mencari korban di reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Gaza selatan, Palestina, Jumat (11/7).
Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Warga mencari korban di reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Rafah, Gaza selatan, Palestina, Jumat (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Serangan udara Israel ke Jalur Gaza telah menelan ratusan korban jiwa meninggal, 26 di antaranya anak-anak. Warga Gaza merasa mereka hanya tinggal menunggu giliran menyusul saudara-saudara mereka yang telah mati syahid.

"Pada malam hari kami menunggu datangnya siang. Pada siang hari kami menunggu malam, seperti menanti giliran kematian di rumah pembantaian," kata seorang wanita di Jalur Gaza seperti dikutip Haaretz, Ahad (13/7).

Wanita yang disembunyikan identitasnya oleh Haaretz itu mengatakan pada Sabtu pagi seluruh keluarga Ghanam, tetangga dia dari Rafah, meninggal akibat serangan misil Israel. Perempuan dan anak-anak telah menjadi korban serangan brutal ini.

Dia mempertanyakan sikap dunia yang diam saja atas pembunuhan massal yang terus terjadi di Kota Gaza. "Mana Arab, mana Eropa, mana orang-orang Tepi Barat? Mana Mahmud Abbas?" wanita itu berteriak lantang dengan suara parau.

Wanita ini mengecam Presiden Abbas yang tidak berani melakukan tindakan keras atas serangan ini. Ia juga menyesalkan kepengecutan yang ditunjukkan saudara-saudaranya di Tepi Barat yang lebih takut kepada Abbas daripada Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement