REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka di Kota Gaza, Ahad (13/7). Hal ini dilakukan menyusul peringatan dari Israel yang mengatakan akan meluncuran serangan roket di pemukiman mereka.
Serangan intensif yang telah diluncurkan Israel di hari keenam telah menewaskan sedikitnya 160 warga Palestina. Sebagian besar korban yang tewas adalah warga sipil, bahkan anak-anak.
"Warga sipil yang gagal untuk mematuhi instruksi yang kami berikan untuk meninggalkan rumah, akan membahayakan nyawa mereka dan keluarga," ujar peringatan yang ditulis oleh militer Israel di sekitar Beit Lahiya, kota di perbatasan Jalur Gaza dan Israel, dilansir Reuters, Ahad (13/7).
Serangan udara yang diluncurkan Israel pada Ahad pagim juga diluncurkan di rumah seorang kepala polisi di Gaza. Sebanyak 18 orang tewas, termasuk gadis kecil berusia tiga tahun dalam serangan itu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 160 warga palestina telah tewas sejak serangan intesif Israel yang dimulai Selasa (8/7) lalu. Sebanyak 135 sipil tewas, termasuk 30 anak-anak diantaranya. Lebih dari 1000 orang telah terluka.
Serangan darat juga telah diluncurkan oleh Israel pada hari ini. Komando Angkatan Laut Israel bentrok dengan Hamas di pantai Jalur Gaza. Israel mengatakan invasi darat di Gaza tetap menjadi pilihan dan hingga saat ini, mereka telah menggerakan lebih dari 30 ribu tentara cadangan untuk melancarkan aksi tersebut.