Senin 14 Jul 2014 04:19 WIB

Negara Arab Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Rep: c63/ Red: Mansyur Faqih
Demonstran dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi dukungan solidaritas di Bundaran HI,Jakarta, Ahad (13/7).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Demonstran dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi dukungan solidaritas di Bundaran HI,Jakarta, Ahad (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Menteri luar negeri negara Arab akan mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan peningkatan serangan Israel di Jalur Gaza, Senin (14/7).

Seorang diplomat mengatakan, pertemuan tersebut muncul dari Kuwait sebagai pemegang kepemimpinan Liga Arab saat ini.

"Kuwait mendesak negara-negara Arab untuk mengadakan pertemuan penting tersebut," kata salah satu diplomat seperti dikutip Al Arabiya, Ahad (13/7).

Sementara, Palestina dan pendukung internasionalnya sedang membahas rancangan resolusi PBB yang mengutuk segala bentuk kekerasan Israel terhadap warga sipil. Pertemuan tersebut juga diharapkan dapat mendorong adanya gencatan senjata dari Israel dan Hamas.

Rancangan resolusi Dewan Keamanan mengungkapkan keprihatinan mendalam dengan memburuknya situasi di wilayah Palestina karena operasi militer Israel. Khususnya di wilayah Jalur Gaza dengan korban warga sipil yang kebanyakan anak-anak.

Namun rancangan Dewan Keamanan terkendala karena adanya keberpihakan Amerika Serikat terhadap sekutu dekatnya Israel. Mereka melawan mayoritas anggota dewan yang mendukung Palestina. 

Dalam rancangan tersebut tertuang seruan kepada pihak dalam konflik untuk mematuhi kewajiban di bawah Konvensi Jenewa tentang perlindungan warga sipil dalam perang. Selain itu, diatur pula langkah untuk mengupayakan kesepakatan damai komprehensif berdasarkan solusi dua negara. 

Namun praktiknya, Israel telah melanggar peraturan tersebut. Yaitu dengan sengaja menargetkan serangan ke pemukiman. 

Sampai hari ini serangan udara Israel di jalur Gaza telah memasuki hari keenam. Jumlah korban meninggal dunia secara keseluruhan berjumlah 165 orang dan lebih dari seribu orang terluka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement