Senin 14 Jul 2014 13:12 WIB

Ribuan Orang di Turki Protes Agresi Israel

Warga Palestina berdoa usai pemakaman korban serangan Israel
Foto: ap
Warga Palestina berdoa usai pemakaman korban serangan Israel

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL-- Jalan-jalan di Istanbul, Turki, penuh sesak pada Ahad (13/7), saat seribu orang Turki pro-Palestina berdemonstrasi guna menentang serangan udara paling akhir Israel ke Jalur Gaza, sehingga menewaskan lebih dari 150 orang Palestina.

Bendera dengan hiasan warna khas Palestina --merah, hitam, putih dan hijau-- dikibar-kibarkan oleh massa, saat demonstran berkumpul di Jalan Istiklal, sambil meneriakkan slogan anti-Israel.

Peserta unjuk rasa mewakili bermacam kelompok pegiat di seluruh Turki, termasuk kelompok sayap-kiri, organisasi non-pemerintah dan penggemar sepak bola tim olah raga Turki, Fenerbahce dan Besiktas.

Namun banyak pengunjuk-rasa termasuk orang Palestina yang tinggal di Turki dan menyeru masyarakat internasional untuk memboikot Israel secara akademi, budaya serta ekonomi, guna menekan negara Yahudi agar menghentikan serangan mematikannya ke Jalur Gaza.

Pada Ahad, jumlah korban jiwa dalam serangan udara Israel naik jadi 166, lebih dua-pertiga dari mereka adalah warga sipil, termasuk anak kecil, perempuan dan orang cacat. Lebih dari 1.000 orang Palestina cedera selama tujuh hari belakangan akibat agresi militer Israel.

Dalam demonstrasi terpisah di Besiktas, satu lagi kelompok pro-Palestina menggelar pawai protes ke Konsulat Israel, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Pemrotes meneriakkan slogan anti-Israel dan "Tuhan mengutuk Israel", serta "Kami bersama kalian rakyat Gaza".

Presiden Turki Abdullah Gul pada Jumat (11/7) mengutuk rencana Israel untuk melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza dan mendesak dihentikannya serangan udaranya. Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan juga menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza, dan menyeru masyarakat internasional agar melakukan tindakan terhadap Israel.

Turki telah menjadi salah satu pendukung paling kuat bagi perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh negara dan pengeritik lantang pernyataan Israel mengenai Palestina. Hubungan antara Turki dan Israel tegang setelah peristiwa armada Mavi Marmara pada 2010, ketika tentara Israel menyerbu kapal Turki yang membawa pegiat dan pasokan saat kapal itu mendekati pantai Jalur Gaza, sehingga sembilan warga negara Turki tewas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement