Senin 14 Jul 2014 14:04 WIB

Pembicaraan Nuklir Iran Masih Buntu

Rep: ani nursalikah/ Red: M Akbar
Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan masih ada perbedaan signifikan antara Iran dan enam negara dalam pembicaraan nuklir Iran di Wina, Ahad (13/7).

Padahal tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan tinggal sepekan lagi pada 20 Juli. Perwakilan Rusia dan Cina tidak menghadiri pertemuan itu.

AS, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Cina ingin Iran mengurangi kapasitas pembuatan bahan bakar nuklir. Sebagai gantinya, sanksi internasional Iran akan dicabut secara bertahap. Iran menekankan pengayaan uranium yang dilakukannya hanya untuk tujuan damai dan ingin agar sanksi segera dicabut.

Komunitas internasional belum sepenuhnya mempercayai Iran karena sebelumnya Iran tidak terbuka saat pengawas PBB memeriksa program nuklirnya.

"Jelas kami masih memiliki perbedaan yang signifikan, jadi kami masih menunggu apakah akan ada kemajuan," ujar Kerry sebelum bertemu dengan para menteri luar negeri, Ahad.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi juga mengutarakan hal yang sama. "Masih ada perbedaan pendapat mengenai isu besar dan penting. Kami belum mampu memperkecil perbedaan itu dan belum jelas apakah kami bisa melakukannya," ujar dia kepada televisi Iran al-Alam.

Kerry mengatakan sangat penting untuk memastikan Iran tidak akan mengembangkan senjata nuklir dan hanya ditujukan untuk tujuan damai. Dia masih mencoba dan berharap ada kemajuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement