REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat dari lintas iman dan keyakinan di Yogyakarta melakukan doa bersama di Tugu Yogyakarta, Senin (14/7) malam, untuk perdamaian di Palestina.
Acara yang digagas oleh Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) itu dihadiri perwakilan atau tokoh Agama Islam, Kristen, Katolik, serta kepercayaan Kejawen, dan Sunda Wiwitan. Mereka memanjatkan doa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing secara bergantian.
Koordinator Makaryo, Benny Susanto seusai acara tersebut mengatakan bahwa penderitaan masyarakat Palestina bukan hanya dirasakan oleh kaum Muslim atau Kristen saja, namun juga seluruh masyarakat lintas iman di Indonesia.
"Isu Palestina bukan lagi menjadi isu agama tertentu saja, namun sudah menjadi keprihatinan seluruh umat secara universal," kata Benny.
Benny mengatakan, seluruh umat mengecam kebrutalan agresi militer yang dilakukan oleh Israel, sekaligus menyesalkan sikap PBB yang cenderung lamban.
"Kami di sini, masyarakat lintas iman berkumpul untuk berdoa mengecam tindakan tidak manusiawi yang terjadi di Gaza.
Menurut dia, respon kelompok antar iman penting, mengingat
konflik Palestina dan Israel selalu dikaitkan dengan konflik agama samawi, yakni Yahudi, Kristen, dan Islam.
"Kami mendesak umat beragama dan organisasi kemasyarakatan di Indonesia untuk bersatu padu mengecam tindakan tidak manusiawi Israel dan menghentikan perang sekarang juga," katanya.
Sementara itu, perwakilan agama Katolik, Tiara Andalas mengatakan penderitaan rakyat Palestina akan selalu mengusik hati setiap manusia yang memiliki iman.
"Keprihatinan itu yang menggerakkan kami dari Gereja katolik untuk hadir di sini. Tindakan Israel sudah melampaui batas dan jauh dari rasa kemanusiaan," kata Andalas.
Selain itu, ia mengatakan, upaya tersebut juga sesuai dengan imbauan Paus Fransiskus agar umat Katolik juga harus berperan konkrit untuk mewujudkan dan mendoakan perdamaian di Palestina.
"Di Palestina juga bukan terdiri atas umat Muslim saja melainkan juga umat lainnya termasuk Kristen dan Katolik," kata dia.