REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat Senin menyambut baik usulan Mesir untuk mengakhiri konflik yang merebak antara Israel dan Hamas.
Kairo mengatakan usulan gencatan senjata diharapkan mulai berlaku Selasa, dan menambahkan pihaknya bersedia menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi delegasi Israel dan Palestina untuk pembicaraan setelah gencatan senjata mulai berlaku.
"Kami menyambut seruan Mesir untuk gencatan senjata dan berharap ini akan mengarah pada pemulihan ketenangan sesegera mungkin," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jan Psaki, dalam sebuah pernyataan.
Psaki menjelaskan, Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah "sangat terlibat dalam percakapan" dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, para pejabat Mesir dan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Dia menambahkan bahwa "Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk bekerja dengan mereka dan para mitra regional kami untuk menemukan resolusi untuk situasi yang berbahaya dan tidak stabil ini."
Pertemuan para menteri luar negeri Arab di Kairo menyerukan "semua pihak" untuk menerima usulan gencatan senjata itu.
Namun demikian, Hamas, telah tampil untuk menolak ide dengan juru bicaranya mengatakan, bahwa kelompok itu tidak akan menerima gencatan senjata tanpa kesepakatan yang lengkap untuk mengakhiripermusuhan.
Setidaknya 186 warga Palestina telah tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza pada saat konflik memasuki hari kedelapan.
Israel mengatakan, serangan udara dilakukan dalam menanggapi tembakan roket Hamas pada kota-kota negara yahudi itu, yang sebagian besar telah dicegat keluar dari langit oleh sistem anti rudal AS Iron Dome sehingga tidak menyebabkan kematian.
Para pejuang Gaza menembakkan roket-roket ke Israel untuk membalas serangan-serangan tentara Israel di wilayahnya, yang menimbulkan banyak korban baik gerilyawan dan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan.
Masyarakat internasional mengutuk serangan-serangan membabibuta tentara Israel dan menuding negara yahudi itu melanggar hukum kemanusiaan dan berbagai hukum internasional.