Selasa 15 Jul 2014 13:34 WIB

Hadapi Ancaman Terorisme Global, Inggris Anggarkan Dana Rp 22 Triliun

Red: M Akbar
David Cameron
Foto: reuters
David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengumumkan pemerintahnya bakal melakukan investasi di bidang pertahanan senilai 1,1 miliar poundsterling atau hampir setara Rp 22 triliun.  Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan negara dalam menanggapi ancaman seperti terorisme global.

Inggris sendiri telah memotong anggaran pertahanannya sekitar 8 persen selama empat tahun terakhir sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk mengurangi rekor defisit anggaran. Pemotongan belanja tersebut sudah termasuk biaya untuk program perampingan angkatan bersenjata Inggris yang sekarang personelnya telah dikurangi sebanyak seperenam dari jumlah total prajurit sebelumnya.

Investasi yang dicanangkan Cameron kali ini didanai dari penghematan yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan Inggris selama beberapa tahun terakhir. Di antaranya mencakup 800 juta poundsterling untuk program pengawasan dan intelijen. Ke depan, kata Cameron, program ini diharapkan dapat memperpanjang ‘jangkauan dan fleksibilitas’ pertahanan Inggris, termasuk kemampuan pasukan khusus untuk menanggapi ancaman terorisme dan pembajakan.

Di samping itu, investasi lainnya senilai 300 juta poundsterling lagi akan digunakan untuk mengembangkan sumber daya pertahanan yang sudah ada, seperti radar E-Scan (pemindai elektronik) untuk jet tempur Typhoon milik Inggris.

''Memiliki angkatan bersenjata modern, berteknologi maju, serta fleksibel untuk melindungi negara dan kepentingan nasional Inggris sangatlah penting,'' ujar Cameron seperti dikutip dari World Bulletin, Selasa (15/7).

Ia menambahkan, pemerintah juga akan menetapkan rencana strategis untuk meningkatkan industri pertahanan Inggris di masa datang. Sepanjang tahun lalu saja, kata Cameron, bisnis ini mampu memekerjakan lebih dari 160 ribu orang dan menghasilkan ekspor yang nilainya mencapai 9,8 miliar poundsterling.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement