Selasa 15 Jul 2014 22:00 WIB

MPR: Palestina Penjara Terbesar di Dunia

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Esthi Maharani
 Sidarto Danusoebroto
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sidarto Danusoebroto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengutuk keras serangan militer yang dilakukan Israel kepada rakyat Palestina di Gaza. Serangan Israel sudah bisa dikategorikan sebagai pembantaian manusia.

"Kami mengutuk keras pembantaian rakyat Gaza," kata Ketua MPR, Sidharto Danusubroto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (15/7).

Sidharto menceritakan pengalamannya mengunjungi wilayah Palestina di Ramallah, Yerussalem,  dan Gaza pada 2012, 2013, dan 2014. Dia mengatakan kondisi rakyat Palestina di kedua wilayah itu sangat memperihatinkan.

Di Ramallah dan Yerussalem misalnya, rakyat Palestina hidup di bawah kunkungan militer Israel. Mereka tidak memiliki keleluasaan beraktifitas lantaran pos-pos pemeriksaan Israel ada di mana-mana.

"Penjara terbesar di dunia adalah Palestina," ujar Sidharto.

Kondisi tak kalah memperihantikan juga terjadi di Gaza. Sidharto mengatakan hampir seluruh gedung-gedung pemerintahan Palestina di Gaza hancur oleh serangan Israel. Tidak ada satu pun bangunan pemerintah yang bebas dari serangan zionis Israel.

"Kalau tidak ambruk ya gedung-gedung penuh lubang oleh peluru Israel," kata Sidharto.

Gara-gara kondisi itu, Sidharto mengaku sempat merasakan keprihatinan mendalam ketika bertemu muka dengan Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah. Dia mengatakan Haniyah menemuinya di sebuah ruang pertemuan yang tidak semestinya ditempati kepala negara.

"Saya dulu ke sana 2010 diterima di tenda oleh Haniyah karena gedungnya hancur. Para pemimpin Palestina rata-rata tinggal di bungker. Hanya keluar kalau ada tamu," ujar Sidharto.

Sidharto mengatakan kunci sukses menghentikan kekejaman zionis Israel ada di tangan negara-negara Arab. Dia menyatakan selama negara Arab tidak bersatu mendukung perjuangan rakyat Palestina, maka dukungan yang diberikan dunia internasional seperti Indonesia tidak akan berarti banyak.

"Bayangkan resolusi PBB yang mengecam Israel saja tidak pernah diindahkan. Kecaman kita tidak akan efektif hentikan Israel. Yang bisa kita harapkan adalah persatuan negara Arab. Mereka kaya kalau mereka bersatu bisa memberi tekanan yang luar biasa kepada Israel," papar Sidharto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement