REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Komisi Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan serangan udara Israel telah menghancurkan pasokan air di Gaza.
"Ratusan ribu orang di Gaza sekarang tanpa air. Dalam waktu beberapa hari, seluruh penduduk di Jalur itu kemungkinan besar akan kekurangan air," kata Jacques de Maio, yang mengepalai operasi ICRC di Israel dan wilayah Palestina, kepada AFP, Selasa (15/7).
"Air dan layanan listrik juga terpengaruh akibat permusuhan yang berlanagsung saat ini. Jika mereka tidak berhenti, penduduk akan mengalami krisis air akut," tambah de Maio.
Pertempuran juga menghalangi para teknisi melakukan perbaikan-perbaikan. Menurut ICRC, menyusul kematian beberapa teknisinya, penyedia layanan air di Gaza telah menangguhkan semua operasi lapangan hingga keselamatan para stafnya terjamin.
"Sistem air Gaza telah rusak selama bertahun-tahun. Serangan-serangan paling akhir memperparah. Air yang aman untuk diminum jadi sangat langka di Jalur itu, sementara temperatur memanas," kata pakar sanitasi dan air ICRC Guillaume Pierrehumbert.
"Air jadi terkontaminasi dan sampah berserakan yang bisa berisiko menimbulkan penyakit," ujar Pierrehumbert.