REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah korban yang meninggal dunia akibat serangan Israel selama sepekan di Gaza, Palestina, meningkat menjadi 197 orang pada Selasa (15/7), setelah tawaran gencatan senjata Mesir gagal.
Tiga warga Palestina tewas dalam serangan terbaru sementara Israel juga melaporkan korban tewas pertama dalam perang itu, seorang pria yang tewas akibat serangan roket dari Gaza dekat penyeberangan perbatasan Erez.
Juru bicara layanan darurat Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan dua warga Palestina tewas dalam satu mobil di Rafah selatan dan orang ketiga tewas di pusat kota Johr al-Deek.
Tiga kematian baru itu membawa jumlah korban dalam delapan hari kekerasan di Gaza menjadi 197 orang, demikian seperti dilansir kantor berita AFP.
Sebelumnya, seorang pria 24 tahun tewas di Zeitun, sebelah timur Kota Gaza, dan lelaki 77 tahun tewas di kota selatan Khan Yunis.
Mereka adalah korban tewas pertama sejak Israel memperbaharui serangan udara setelah mengamati selama enam jam gencatan senjata yang dicela Hamas.
Gencatan senjata yang diusulkan Mesir mulai berlaku pada pukul 06.00 GMT (13.00 WIB), tetapi Hamas mengatakan pihaknya tidak diajak berkonsultasi mengenai gencatan senjata itu dan tidak akan menghentikan tembakan-tembakan tanpa kesepakatan penuh yang melibatkan konsesi Israel.
Sebelum batas waktu 06.00 GMT, tiga orang tewas dalam dua serangan udara terpisah di Khan Yunis, dan dua pria lain di kota ini menghembuskan nyawa karena menyerah pada luka berkelanjutan dalam penggerebekan sebelumnya, kata Qudra.
Juga di selatan, seorang wanita tewas dalam serangan sebelumnya di Rafah.
Senin malam, jumlah korban tewas meningkat sehingga melampaui korban dalam konflik besar sebelumnya antara Israel dan kelompok Hamas, konfrontasi delapan hari pada November 2012 yang merenggut nyawa 177 warga Palestina dan enam warga Israel.
Pusat Palestina untuk Hak Asasi Manusia (Palestinian Centre for Human Rights) yang berpusat di Gaza mengatakan Minggu (13/7), ketika jumlah korban tewas Gaza mencapai lebih dari 150, bahwa tiga perempat dari korban tewas adalah warga sipil.
Dan pada Senin, seorang pejabat senior PBB mengatakan lebih dari seperempat korban tewas adalah anak-anak.
Hari paling berdarah sejauh ini, Sabtu, ketika 56 warga Gaza tewas.
Israel memulai Operation Protective Edge sebelum fajar pada Selasa dalam upaya menghentikan serangan lintas batas roket oleh kelompok-kelompok militan.
Para pejuang Hamas melakukan serangan dengan roket-roket mereka untuk membalas operasi-operasi bersenjata Israel di wilayah Gaza yang menjatuhkan banyak korban itu.