Rabu 16 Jul 2014 12:49 WIB

Pengungsi Gaza Perlu Perlindungan (2-habis)

Rep: c63/c66/ Red: Damanhuri Zuhri
Gaza, Palestina.
Foto: Reuters
Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah/ Dessy Suciati Saputri

Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak Israel membatalkan rencana invasi darat.

Ashraf menambahkan, di antara korban tewas terdapat 36 anak kecil dan 32 wanita. Adapun di antara korban luka-luka, terdapat 350 anak kecil dan 460 wanita.

Tidak berhentinya serangan Israel ke Jalur Gaza membuat Presiden Palestina Mahmud Abbas secara resmi meminta perlindungan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Permohonan tersebut disampaikan langsung Mahmud Abbas kepada Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melalui Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Robert Serry.

Wakil juru bicara PBB Farhan Haq menegaskan, surat Abbas telah diterima PBB. “Kita harus mempelajarinya sebelum menanggapi lebih jauh,” kata Haq dalam pernyataan singkat di New York, Senin (14/7).

Dalam suratnya, Abbas meminta PBB untuk menempatkan negara Palestina di bawah “perlindungan internasional”. Dia juga menginginkan adanya komisi untuk menyelidiki serangan udara yang dilakukan Israel ke Gaza.

Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak Israel membatalkan rencana invasi darat lantaran “terlalu banyak” korban tewas dari pihak sipil Palestina.

Ban merasa ikut bertanggung jawab atas warga Palestina, terutama di Jalur Gaza, yang telah sejak lama tidak merasakan kebebasan dan harga diri yang pantas didapatkan.

“Situasi di Gaza, dengan korban dari pihak Palestina setidaknya mencapai 170 orang dan tidak ada dari Israel, tampak terus memburuk,” kata Ban dalam sebuah pernyataan resmi melalui juru bicaranya, Stephane Dujarric.

Meskipun terus didesak untuk melakukan gencatan senjata, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, pasukan militernya akan menyerang Hamas dengan kekuatan yang terus bertambah. Dia juga belum memberikan tanda-tanda akan menghentikan serangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement