REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Membantu sesama sesuai dengan kegemaran, mungkin pada awalnya tidak pernah terlintas oleh Asmaah Helal. Muslimah berhijab ini mencoba untuk lebih memberdayakan generasi muda dari kalangan imigran di Australia, lewat sepakbola.
Asmaah Helal masih ingat saat Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) mencabut peraturan larangan memakai penutup kepala (jilbab) bagi pesepakbola Muslimah, di tahun 2012.
"Saat itu saya merasa sangat senang sekali, karena artinya saya bisa mengejar mimpi saya," ujarnya kepada reporter ABC International, Erwin Renaldi, belum lama ini.
Ia sendiri bermain klub UNSW (United New South Wales) yang berkompetisi di Super League Australia, yang hanya berada satu posisi dibawah Liga Premier Wanita Nasional.
"Cita-cita saya sejak dulu adalah memang untuk bermain bersama the Matildas," ujar Helal yang sudah bermain sepak bola sejak berusia enam tahun.
Alumni Muslim Exchange Program yang pernah ke Indonesia di tahun 2012 ini, aktif mempromosikan gaya hidup yang sehat kepada para generasi muda. Terutama bagi kaum wanita dengan latar belakang imigran.
Ia telah memiliki pengalaman bekerja dengan sejumlah komunitas dari beragam budaya, seperti Bhutan, Afghanistan, Pakistan, dan negara-negara Afrika.
"Caranya dengan meningkatkan jumlah partisipasi mereka dalam kegiatan olah raga."
Sejak tahun 2010, Helal telah menjabat sebagai Koordinator Program bersama Football United.
Football United adalah organisasi non-profit yang berbasis di negara bagian New South Wales, dengan tujuan membantu kehidupan baru para anak muda dari latar belakang imigran atau etnis minoritas.
Melalui sepak bola, Helal bukan saja mencoba meraih mimpinya, tetapi juga menemukan panggilan jiwanya untuk dapat membantu generasi muda.
"Karena keberadaan kita di dunia ini adalah untuk saling membantu sesama," ujar Helal yang juga sukses menggelar Turnamen Futsal Wanita setiap tahunnya di Sydney.