Rabu 16 Jul 2014 14:07 WIB

Filipina Diterpa Topan, 150 Ribu Warga Mengungsi

Rep: ani nursalikah/ Red: M Akbar
PHILIPPINES - Residents sit on the roof of a vehicle submerged in heavy flooding brought by tropical depression
Foto: REUTERS/Erik De Castro
PHILIPPINES - Residents sit on the roof of a vehicle submerged in heavy flooding brought by tropical depression

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Topan Rammasun menewaskan sedikitnya 10 orang. Topan melanda seluruh kawasan di Filipina, termasuk di ibukota Manila. Akibat peristiwa tersebut, sekitar 150 ribu orang dievakuasi.

Pasar keuangan, kantor-kantor pemerintah dan sekolah terpaksa tutup. Topan yang juga dikenal dengan Glenda berpindah ke selatan Manila setelah memotong jalan melalui pulau-pulau timur, menumbangkan pepohonan dan tiang listrik. Hal itu menyebabkan warga meninggal akibat tersengat listrik dan pemadaman.

Badai juga mendekat ke Manila Bay dan mengharuskan petugas mengevakuasi warga pemukiman kumuh di pinggiran kota.

Ketua Palang Merah Nasional Filipina Richard Gordon mengatakan ada sedikit kerusakan di ibukota tetapi petugas mencoba menyelamatkan orang-orang yang terperangkap puing-puing di Batangas City  di mana dua orang tersengat listrik.

"Kami belum menerima laporan adanya banjir besar di Metro Manila karena topan tidak membawa hujan, tapi angin yang kuat," katanya dilansir dari Radio Australia, Rabu (16/7).

Badan yang memonitor badai Tropical Storm Risk menggolongkan Rammasun badai kategori dua dalam skala satu sampai lima. Rammasun kini menuju ke barat ke Laut Cina Selatan. Topan super Haiyan tergolong kategori lima.

Sedikitnya 40 provinsi dan kota mendapatkan peringatan badai. Gwendolyn Pang dari Palang Merah Filipina mengatakan padamnya listrik setelah badai menerjang menyulitkan perkiraan kerusakan sejauh ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement