Rabu 16 Jul 2014 14:41 WIB

Serangan Israel Targetkan Pemimpin Hamas

Rep: Dessy Suciati Putri/ Red: Yudha Manggala P Putra
Dampak serangan udara Israel. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa
Dampak serangan udara Israel. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Serangan roket Israel menghantam sejumlah rumah tokoh senior Hamas semalam. Setidaknya tujuh warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

Serangan ini digencarkan setelah gencatan senjata gagal dicapai. Di antara warga Palestina yang menjadi target dalam serangan ini adalah mantan menteri dalam negeri Fathi Hamad dan pemimpin senior Hamas Mahmud al-Zahar. Zahar disebutkan tengah di tempat lain saat serangan dilancarkan.

Perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan tak memiliki pilihan lain selain menyerang Gaza. “Jika sudah tidak ada gencatan senjata, kami hanya bisa menembak,” katanya.

Menurut pejabat Israel, seperti dilansir dari The Guardian, kabinet keamanan Israel bertemu pada Rabu pagi membahas operasi serangan darat. Pada Rabu pagi, Israel menyebarkan selebaran dan memperingatkan melalui sms dan telepon agar puluhan ribu warga di Gaza di Zeitoun dan Shujai’iya segera melakukan evakuasi menyelamatkan diri.

Di antara mereka yang diminta untuk menyelamatkan diri adalah para pasien rehabilitasi di sebuah rumah sakit. Namun, direktur rumah sakit, Basman Ashi menyebutkan semua orang harus tetap berada di rumah sakit dan sukarelawan asing telah tiba untuk membantu masyarakat.

Menteri dalam negeri Israel telah memberitahu warga untuk mengabaikan peringatan tersebut dan menyebutnya sebagai perang psikologi. Sebelum selebaran tersebut disebarkan, faksi Palestina telah menembakkan roketnya dari Gaza.

Dalam selebaran tersebut disebutkan evakuasi dilakukan demi keselamatan. Peringatan ini pertama kalinya diberikan kepada warga Gaza untuk menyelamatkan diri meskipun distrik di utara telah menerima peringatan yang serupa pada Minggu.

Bombardir Israel di Gaza ini dilakukan pada Selasa sore setelah Israel memperingatkan Hamas agar membayar tindakannya karena telah menolak gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir dan justru menembakkan roketnya ke Israel.

Brigade al-Qassam menolak kesepakatan gencatan senjata dan mengatakan perang dengan Israel akan berlanjut. Tetapi, Moussa Abu Marzouk, pejabat politik Hamas yang berada di Kairo mengatakan langkah tersebut belum mencapai keputusan final.

Pada Selasa, tembakan roket menewaskan seorang warga Israel. Ia merupakan korban pertama Israel dalam pertempuran selama delapan hari ini. Sedangkan di Gaza, lebih dari 202 orang dinyatakan tewas dan hampir 1.500 orang terluka.

Sejak 8 Juli, para pejuang Palestina telah menembakkan hampir seribu roket dan mortarnya ke Israel. Sedangkan, Israel telah menembakkan sekitar 1.500 roketnya ke Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement