REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel memerintahkan ribuan warga Palestina di Gaza timur dan utara untuk meninggalkan rumah mereka akibat terjadinya serangan udara secara terus menerus yang telah menewaskan 194 orang. Peringatan itu datang setelah sebuah inisiatif gencatan senjata Mesir gagal untuk menghentikan serangan roket militan terhadap Israel.
Hamas awalnya menolak gencatan senjata, tetapi seorang pejabat mengatakan mempertimbangkan solusi politik ini.
Dikutip dari BBC, Hamas mengatakan persyaratan gencatan senjata tidak mengatasi kekhawatiran atas blokade ekonomi dari Jalur Gaza, yang menyebabkan kesulitan ekonomi yang parah bagi warga Palestina..
Dimulainya kembali serangan udara setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia tidak punya pilihan untuk meningkatkan kampanye militer.
Pasukan Pertahanan Israel memperingatkan 100.000 warga Gaza untuk meninggalkan rumah mereka termasuk rumah seorang penjabat senior Hamas di Gaza barat sebelum 08:00 pada Rabu melalui rekaman pesan telepon.
Israel meluncurkan Operasi Pelindung Ujung dengan tujuan untuk menghentikan serangan roket Palestina terhadap Israel, tetapi PBB mengatakan sebagian besar mereka yang tewas di Gaza adalah warga sipil.