REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengecam pemerintah Israel, dan mengatakan bahwa "tidak ada pembenaran dalam hukum internasional atas serangan Israel di Jalur Gaza."
Davutoglu dalam satu wawancara TV, mencap apa yang dilakukan Israel sebagai "pembersihan etnis" dan "kejahatan terhadap kemanusiaan". Menurutnya rencana Israel secara sistematis menjatuhkan pihak lain diketahui semua orang, dan ini menunjukkan bahwa Tel Aviv "berusaha untuk menghancurkan infrastruktur Gaza."
Sehari sebelumnya perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Israel melakukan "terorisme negara" terhadap warga Palestina dengan melakukan serangan udara atas Jalur Gaza. Erdogan mengatakan normalisasi hubungan antara Israel dan Turki saat ini belum dimungkinkan.
"Israel terus melakukan terorisme negara di kawasan itu. Tak seorang pun kecuali kita, memberitahunya supaya berhenti," kata Erdogan kepada para anggota partainya yang berkuasa di parlemen, dengan menuduh Israel melakukan pembunuhan massal atas warga Palestina. "Sampai kapan dunia tetap diam atas terorisme negara ini?"
Erdogan juga mengecam anggota parlemen Israel Ayelet Shaked dari partai Rumah Yahudi yang beraliran sangat kanan. Shaked memasang pernyataan yang kontroversial di media sosial yang menyarankan warga Palestina harus mati. "Apa beda antara mentalitas ini dan apa yang dilakukan Hitler?" kata Erdogan.
Komentarnya itu muncul setelah sepekan kekerasan yang mematikan di Jalur Gaza selama bertahun-tahun. Jumlah korban meninggal yang dilaporkan lebih dari 200 orang akibat serangan yang dikutuk masayarakat internasional.