Kamis 17 Jul 2014 14:50 WIB

Serangan Taliban di Bandara Kabul Berakhir

Rep: Dessy Saputri/ Red: Muhammad Hafil
Aparat keamanan Afghanistan melakukan investigas di lokasi yang menjadi serangan bom di Kabul pada Jumat (6/6).
Foto: Reuters/Omar Sobhani
Aparat keamanan Afghanistan melakukan investigas di lokasi yang menjadi serangan bom di Kabul pada Jumat (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemberontak bersenjata telah menyerang bandara internasional Kabul menggunakan roket, granat dan senjata otomatis. Kelompok Taliban tersebut mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, namun belum diketahui berapa jumlah pemberontak yang terlibat. 

Menurut keterangan saksi, para militan mengambil alih gedung bangunan yang tak dipakai di dekat bandara yang dijaga ketat. Pihak otoritas pun kini mengatakan mereka telah mengendalikan situasai saat ini dan membunuh semua pemberontak yang terlibat. 

Dilansir dari BBC, pejabat polisi senior Gul Agha Hashimi mengatakan para pemberontak telah disingkirkan dari daerah tersebut. Semua penerbangan dari bandara itu pun telah dialihkan ke kota lainnya di Afghanistan. 

Para militan diyakini menggunakan bom mobil untuk mengakses gedung bangunan tersebut. Menurut saksi mata Ramin Anwari, masyarakat disekitarnya pun terbangun akibat suara tembakan. 

“Saya dapat mendengar lebih dari 10 ledakan, beberapa diantaranya sangat keras yang berasal dari wilayah di bandara,” katanya. 

Kepolisian Afghanistan dan pasukan spesial melawan para militan di bangunan di dekat bandara. Pejabat menteri dalam negeri mengatakan bandara itu sendiri kini telah rusak akibat serangan tersebut. Ia juga menyebutkan tak satupun roket telah berhasil menghantam wilayah itu. 

Serangan bandara ini terjadi dua hari setelah sekitar 42 orang tewas dalam serangan bunuh diri di sebuah pasar di provinsi Paktika di timur negara itu. Sebelumnya, dua kandidat presiden Afghanistan sepakat untuk menyelesaikan sengketa hasil pemilu presiden akhir bulan lalu. 

Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani sepakat menerima hasil audit pungutan suara setelah adanya tuduhan kecurangan. Sengketa ini memunculkan kekhawatiran terhadap stabilitas Afghanistan setelah pasukan AS ditarik akhir tahun ini.

sumber : BBC

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement