Kamis 17 Jul 2014 15:26 WIB

Putin Sangkal Ingin Buka Pangkalan Spionase di Kuba

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: M Akbar
Vladimir Putin
Foto: ap
Vladimir Putin

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKWA -- Presiden Rusia Vladimir Putin membantah laporan telah membuat kesepakatan dengan Kuba untuk membuka kembali pangkalan spionase di kepulauan Karibia.

Pangkalan Lourdes di dekat Havana digunakan oleh Rusia untuk memata-matai Amerika Serikat selama Perang Dingin. Berbicara di KTT Brics di Brasil, Putin mengatakan Rusia dapat memenuhi kebutuhan pertahanan tanpa adanya komponen ini.

Surat kabar Rusia Kommersant sebelumnya melaporkan Rusia dan Kuba telah sepakat membuka kembali fasilitas mata-mata. Menurut surat kabar tersebut, kesepakatan membuka kembali pangkalan itu dicapai saat Putin mengunjungi Kuba pekan lalu. Putin menutup pangkalan tersebut pada 2001.

Pangkalan Lourdes mulai beroperasi pada 1967 dan menyediakan intelijen bagi badan keamanan Soviet. Pangkalan tersebut juga mengendalikan komunikasi rahasia angkatan laut Soviet.

Pada masa Soviet sekitar tiga ribu spesialis bekerja disana. Kemudian pada 1990an Rusia mengurangi jumlah tenaga kerjanya hingga setengah. Ketika Rusia menutup pangkalan tersebut pada 2001, Rusia membayar biaya sewa ke Kuba hingga 200 juta dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement