Kamis 17 Jul 2014 18:55 WIB

Din Syamsuddin Desak PBB Beri Sanksi Israel

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Foto: Humas UMM
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin menyatakan sudah saatnya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan dunia mengecam dan memberikan sanksi terhadap Israel yang membabi buta menyerang Palestina.

"Peristiwa di Gaza ini merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat biadab, sehingga dunia, termasuk Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk bangkit dan mengecam, bahkan menjatuhkan sanksi terhadap Israel," tegas Din Syamsudin sebelum memberikan pemaparan di acara Tadarus Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Malang, Kamis (17/7).

Dia mengemukakan, sebagai organisasi, sikap Muhammadiyah sudah tegas dan jelas, yakni mendukung kemerdekaan Palestina. Muhammadiyah secara terus menerus memberikan dukungan moral dan politik, bahkan sekali-kali juga memberikan dukungan materiil.

Salah satu bentuk dukungan riil, katanya, pada tanggal 25 Juli 2014, Muhammadiyah akan mengadakan gerakan pengumpulan dana untuk Palestina bersama sejumlah artis ibu kota. Sebab, yang diperlukan di Palestina saat ini adalah obat-obatan dan makanan.

Kalau pun ada relawan yang ingin berangkat jihad ke Palestina, kata Din, lebih baik yang bersifat pada pelayanan umum, seperti relawan di bidang medis. Tapi, kalau relawan perang harus ada keterampilan khusus perang, sebab yang dihadapi adalah persenjataan modern.

Sementara itu menyinggung pemikir-pemikir muda di lingkungan Muhammadiyah, Din mengatakan punya peran strategis. "Selama ini Muhammdiyah diumpamakan sebagai gerakan pemikir, tapi sebenarnya juga dibarengi dengan aksi, sehingga keduanya berimbang," ujarnya.

Intelektualisme, lanjutnya, juga sangat diperlukan agar negara, organisasi maupun Islam bisa maju dan berkembang. "Sebenarnya juga menjadi otokritik bagi kami, sebab Muhammadiyah mulai kehilangan intelektualitasnya karena semua menjadi praktisi," katanya.

Oleh karena itu, kata Din, sekarang ini diperlukan para pemikir muda yang lebih maju. Namun, karena para pemikir muda ini, Muhammadiyah digosipkan menjadi liberal.

"Kami yakin sejauh apapun pengembaraan para pemikir muda ini, tidak akan mungkin keluar dari rel, bahkan saya tidak melihat adanya keberanian menyimpang dari nilai-nilai Muhammadiyah, apalagi sekarang Muhammadiyah memerlukan basis intelektual yang lebih banyak," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement