REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Para pemimpin Israel mengatakan, mereka akan mengecilkan prospek untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Pada, Kamis (17/7), Israel kembali meluncurkan serangan udara, setelah melakukan gencatan senjata selama lima jam.
Israel sebelumnya telah menyetujui untuk melakukan gencatan senjata dengan alasan kemanusiaan, seperti yang diminta oleh PBB. Mereka mengatakan, akan melakukan gencatan senjata yang dimulai pada pukul 10 pagi hingga 4 sore waktu setempat.
Gencatan senjata juga telah diusulkan oleh Mesir, dimana Israel mengatakan telah menyetujui hal tersebut. Namun, usulan tersebut gagal, setelah Hamas disebut tidak menolak gencatan senjata karena tidak diikutkan dalam perundingan.
Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan gencatan senjata, selama roket Hamas masih diterbangkan ke wilayah negara mereka.
Naftali Bennett, Menteri Ekonomi Israel, sekaligus pengambil keputusan untuk kabinet keamanan negara, memperingatkan Hamas, bahwa waktu mereka hampir habis. Ia mengatakan Israel tengah bergerak untuk melakukan tindakan yang lebih berbahaya.
"Israel sedang bergerak, dari melakukan iron dome menuju ke tangan besi," ujar Bennett, seperti dilansir Reuter, Kamis (17/7).
Israel juga kemungkinan besar akan melakukan serangan darat. Saat ini, pasukan Israel beserta tank-tank telah dikerahkan di dekat perbatasan Gaza.