REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Militer Israel mulai meluncurkan serangan darat ke Gaza, Kamis (17/7) malam. Serangan darat ini merupakan operasi yang paling intensif dilakukan Israel, setelah 10 hari melakukan serangan udara di Jalur Gaza, Palestina.
Sedikitnya 240 orang telah tewas di Gaza selama serangan intensif diluncurkan Israel. Laporan terbaru yang ada pada Kamis (17/7) menyebutkan, sedikitnya tujuh anak-anak tewas dan 1.800 terluka.
Israel mengatakan serangan darat diluncurkan sebagai tahapan dari operasi pelindung perbatasan. Serangan darat juga diluncurkan bersama-sama dengan serangan dari udara dan laut. Tank baja, teknisi, dan intelijen juga disiapkan untuk mendukung pasukan Israel melencarkan serangan darat.
"Langkah ini diambil sebagai bagian dari operasi perlindungan tepi. Serangan darat juga didukung penuh oleh Badan Keamanan Israel (ISA) dan organisasi intelijen lainnya," demikian pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang dilansir CNN, Jumat (18/7).
Serangan darat ini juga disebut oleh pasukan Israel bertujuan untuk mengamankan wilayah Israel dan warganya secara menyeluruh. Selain itu, Israel menekankan operasi darat dilakukan untuk benar-benar memukul mundur kekuatan Hamas dari Jalur Gaza.
Sebelum serangan darat diluncurkan, warga Gaza telah mengalami satu malam terburuk, seiring gencatan senjata yang berakhir pada Kamis (17/7) sore. Puluhan roket dan rudal terus diluncurkan Israel. Iron dome yang dimiliki Israel juga terus membalikkan serangan roket yang diterbangkan dari Jalur Gaza.