REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Republik Indonesia (RI) menyampaikan keprihatinan atas musibah jatuhnya jatuh pesawat Malaysia Airlines MH 17 di wilayah udara timur Ukrania yang membawa sedikitnya 300 penumpang dan diduga kuat terdapat sejumlah penumpang Warga Negara Indonesia (WNI).
Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa mengatakan telah melaporkan musibah pesawat yang menerbangi rute tujuan Amsterdam-Kuala Lumpur tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Presiden akan mengeluarkan pernyataan resmi mengenai hal ini,” jelas Marty, Jumat (18/7).
Dalam acara kepersidenan Jumat (18/7) ini, Presiden SBY dijadwalkan menerima Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menlu Marty Natalegawa, Menhub EE. Mangundaan, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, dan Kepala BIN Marciano Norman terkait musibah yang di dalamnya terdapan belasan WNI menjadi korbannya.
Setelah itu, pada pukul 11.00 WIB, Presiden SBY akan memberikan keterangan resmi atas musibah tersebut.
Pesawat Malaysian Airline MH17 yang berangkat dari Bandara Schipol, Amsterdam, Belanda pada 12.18 waktu setempat itu, dilaporkan sempat mengalami kehilangan komunikasi ketika melewati wilayah udara timur Ukraina, namun kemudian diketahui bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh.
Pesawat Boeing 777 tersebut membawa 280 penumpang dan 15 awak dalam penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dan jatuh sekitar 50 mil sebelum memasuki wilayah Rusia.
Wakil Presiden Senior Malaysia Airlines, Huib Gorter mengatakan, setidaknya ada 154 warga Belanda, 27 warga Australia, 23 warga Malaysia, 11 orang Indonesia, enam warga Inggris, empat Jerman, empat orang Belgia, tiga orang Filipina, dan satu orang Kanada yang terdaftar sebagai penumpang MH17 itu.