REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH17 jatuh saat melintasi wilayah perbatasan Ukraina-Rusia pada Kamis (17/7). Sejumlah foto yang dirilis ke publik memperlihatkan seluruh badan pesawat MH17 Boeing 777 tersebut hancur berkeping-keping.
Pesawat ini sedang dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda menuju ke Kuala Lumpur, Malaysia. Pesawat yang terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur membawa 280 penumpang dan 15 awak kabin. Keseluruhan penumpang MH17 dinyatakan tewas.
Sejumlah spekulasi terkait jatuhnya MH17 pun bermunculan. Salah satunya adalah dugaan bahwa pesawat tersebut ditembak oleh rudal jarak jauh. Belum jelas siapa pelaku penembakan, masih simpang siur apakah pihak Ukraina atau pemberontak Ukraina pro Rusia.
Jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 seakan mengingatkan publik pada peristiwa jatuhnya pesawat Trans World Airlines (TWA) no penerbangan 800 yang terjadi 18 tahun silam, tepatnya pada tanggal 17 Juli 1996. TWA Penerbangan 800 adalah sebuah pesawat Boeing 747 yang jatuh di Samudera Atlantik dekat wilayah Long Island. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 212 penumpang dan 18 awak.
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari New York City menuju Paris. Namun saat terjadi peristiwa tersebut pesawat tiba-tiba meledak di udara tepatnya di wilayah Long Island dan terjun ke laut.
Bahan bakar avtur yang menguap disebutkan menyebabkan ledakan akibat korsleting pada kabel listrik di bagian tangki bahan bakar sayap tengah (CWT - Center Wing fuel Tank) sehingga terjadi ledakan yang merusak struktur pesawat secara keseluruhan (bagian depan terpisah dari badan pesawat). Korsleting pada kabel listrik ini diduga karena pesawat itu sendiri sudah berusia tua (pesawat ini aktif sejak tahun 1971, dan dibeli baru oleh TWA).
Namun, analisis saksi dan foto yang beredar menunjukkan sisa badan pesawat yang menyala sempat naik beberapa saat sebelum jatuh. Beberapa orang menduga gambar itu merupakan rudal yang ditembakkan kapal perang AS yang sedang mengadakan latihan perang. Inilah yang memunculkan perdebatan dan teori konspirasi penyebab jatuhnya pesawat ini.
Beberapa teori lain mengatakan bahwa pesawat tersebut ditembak jatuh oleh teroris. Teori lain mengatakan bahwa gelombang elektromagnetik dari pesawat pengintai maritim AL Amerika Serikat Lockheed P-3 Orion yang sedang mengadakan latihan pengintaian, bagian dari latihan perang AL AS, menyebabkan ledakan. Sampai hari ini, belum ada penyebab yang pasti tentang jatuhnya pesawat ini, dan hal ini masih diperdebatkan.