Jumat 18 Jul 2014 21:50 WIB

Pajak Karbon Dihapus, Industri Pertanian Australia Masih Cemas

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Boleh jadi, sebagian besar peternak dan pebisnis di perdesaan Australia merasa bahagia atas pemmbatalan pajak karbon. Pasalnya, beberapa pihak masih ragu bahwa dengan tidak adanya pajak karbon akan membantu menghemat biaya.

Dengan dibatalkannya pajak karbon, Australia tidak lagi memiliki legislasi sehubungan dengan perubahan iklim. Pakar pertanian dari partai oposisi, Partai Buruh  Joel Fitzgibbon menyatakan bahwa hal itu mengecewakan. “Sekarang, banyak bisnis yang menghadapi masa tidak menentu, mereka tidak lagi tahu apa yang akan mereka hadapi ke depannya,” kata Fitzgibbon, baru-baru ini.

Dewan industri produk susu Australia telah menyambut pembatalan pajak karbon ini dan menyatakan bahwa tanpa pajak karbon, mereka dapat menghemat anggaran sebanyak $7000 (sekitar Rp 70 juta) per tahunnya.

Senator asal Tasmania dan sekretaris parlemen untuk kementrian pertanian  Richard Colbeck, mengatakan bahwa industri pedesaan sudah tertekan selama ini. “Industri industri ini kebanyakan bergantung pada pasar global.”

“Pasar global ini tidak memiliki regulasi pajak yang sama, biaya produksi lebih rendah. Hal ini menyebabkan industri perdesaan Australia kesulitan menutup biaya produksi di pasar global ini,” kata senator Colbeck.

“Begitu juga dengan supermarket, kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa mereka akan menahan harga yang tidak akan berdampak pada pembeli, hal ini menyebabkan biaya produksi yang meninggi di tingkat pemasok.”

“Dan apabila pemasok tidak dapat menutup buaya tersebut, sudah jelas yang akan dirugikan adalah petani dan peternaknya.”

Senator Colbeck yakin bahwa perusahaan energi akan mengalihkan penghematan biaya ini ke pembeli, seperti peternak, dan dia menyatakan bahwa initiatif beternak karbon yang dikembangkan oleh partai koalisi akan dapat member solusi yang efektif untuk mengurangi emisi karbon.

Canegrowers, salah satu produsen gula terbesar, mengaku bahwa pembatalan pajak ini akan memotong lima persen dari kenaikan harga mendatang.

CEO Brendan Stewart mengatakan bahwa penurunan ini cukup kecil apabila dibandingkan dengan kenaikan harga dua kali lipat yang dialami dalam tujuh tahun belakangan. “Faktanya adalah harga gula saat ini terlalu tinggi dan keadaan ini akan terus mengancam kelangsungan hidup pertanian beririgasi.”

Disisi lain, Mackay Sugar, yang sudah menandatangani perjanjian untuk menghemat listrik dan beroperasi dengan konsumsi energi yang lebih efisien memiliki respons yang lebih netral. Mereka termasuk 500 perusahaan dengan emisi karbon terbesar dan telah berkomitmen untuk meninggalkan sumber energi tradisional.

CEO Quinton Hildebrand mengatakan bahwa perusahaan ini akan kehilangan keuntungan dari perjanjian listrik yang mereka miliki dengan ergon.

Dia berkata bahwa $1,5 juta yang seharusnya mereka bayar untuk pajak karbon akan diimbangi dengan biaya untuk perjanjian tersebut. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement