Jumat 18 Jul 2014 14:19 WIB

Ini 'Curhat' Cendekiawan Muslim Palestina Atas Kekejaman Israel

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Mansyur Faqih
Warga Palestina memeriksa masjid yang hancur karena serangan misil Israel di Jalur Gaza, Senin (14/7).
Foto: ap
Warga Palestina memeriksa masjid yang hancur karena serangan misil Israel di Jalur Gaza, Senin (14/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan Israel kembali menewaskan tiga orang Palestina. Hingga saat ini, total korban mencapai lebih dari dua ratusan.

Aksi brutal ini mengundang komentar dari cendekiawan Muslim berdarah Palestina di Inggris, Prof Azzam Tamimi. 

Dalam surat elektroniknya kepada Republika, Azzam memaparkan keprihatinannya terkait situasi di negeri kelahirannya. Berikut isi surat elektronik tersebut.

Apa yang terjadi di Gaza adalah gambaran kondisi Umat Islam saat ini. Kita saksikan dengan mata kepala sendiri saudara muslim kita dibantai. Sedangkan kita tidak bisa berbuat banyak. Apa yang bisa dilakukan sebagian besar Umat Islam yang prihatin hanyalah berdemonstransi dan menunjukkan amarah mereka di jalanan.

Dalam pandangan yang lebih luas, saya melihat gambaran masa depan yang cerah dan menjanjikan. Allah dan rasul-Nya menjanjikan akan selalu ada sosok di alam ini yang mempertahankan agama dan umatnya dengan sepenuh keyakinan.

Saya yakin pembantaian yang dilakukan Israel sepenuhnya didukung Amerika Serikat dan sekutunya negara - negara di Eropa. Tidak lupa pula negara-negara Islam yang munafik. Ini menandakan kekuasaan yang kejam masih dipertahankan di dunia Islam sendiri. Negara Islam tidak lagi peduli dengan tetangganya, saudaranya di Palestina, yang kini terus menjadi sasaran pembantaian Israel.

Pelajaran lain yang harus dipelajari terkait proyek yang melahirkan negara Israel, Zionisme, sangat disesalkan. Proyek ini gagal sepenuhnya untuk memasarkan pandangan rasis mereka. Sekarang mereka menunjukkan jati diri mereka sesungguhnya sebagai musuh kemanusiaan.

Israel sekarang ini sudah menyebabkan saudara-saudara kita menderita. Mereka para tentara Israel, sejatinya sedang menggali kuburan mereka sendiri sedalam-dalamnya. Kemudian anehnya, ada penghibur yang datang memaparkan perdamaian antara Palestina dengan Zionis.

Zionis saat ini memberitahu kita dengan kelicikannya bahwa mereka hadir bukan untuk berdamai, tapi pertumpahan darah. Saya menyesalkan tentunya. Kini Zionis sudah seperti singa yang memerintah negara - negara Arab.

Pemimpin kita adalah tikus-tikus. Mereka pengecut, karena ternyata terlibat dalam konspirasi melawan Islam dan umatnya.

Kami menginginkan perubahan. Namun hal itu bukan gratis. Harga mahal harus dibayar. Kami Rakyat Palestina diharuskan membayar itu untuk merubah negara umat ini, Palestina.

Saya yakin kehidupan dan darah saudara-saudara kita menjadi kutukan bagi Israel dan sekutunya. Perjuangan dan pengorbanan rakyat di Gaza akan membawa perubahan bagi negara umat ini. Insya Allah nanti akan ada kabar baik. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement