REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah rumah milik konsul atau perwakilan Perancis mengalami kerusakan berat akibat terkena serangan udara Israel, Kamis malam (17/7) waktu setempat.
Seperti dilansir Ma'an News, Kamis (17/7), Konsul Perancis, Shaqoura mengatakan, keluarganya sudah mengungsi setalah mendapatkan peringatan dan ancaman dari tentara Isarel kepada semua orang yang ada di sekitar al-Atatra dan al-Sudaniyah.
Ia mengungsi sebelum rumahnya hancur terkena serangan udara Israel. Ia mengatakan, saat gencatan senjata berlangsung, keluarganya mencoba kembali untuk melihat kondisi rumah mereka. Namun, keterkejuttan yang mereka dapati, yang mana rumah mereka telah hancur dan rumah dua lantai itu telah rubuh.
"Israel yang bertanggung jawab atas serangan ini, yang mana mereka menargetkan rumah-rumah dan menembaknya dengan brutal. Hal itu sangat bertentangan dengan hukum nilai-nilai kemanusiaan," ujarnya.
Kata ia, pasukan Isarel mengenai rumah tersebut merupakan rumah milik personil diplomatik, tetapi Israel tetap menargetkan sebagai hukuman kolektif terhadap warga Gaza.
Saat ini sekitar 8000 pasukan Isarel telah melangsungkan serangan udara dan pihak Israel juga telah mempersiapkan sekiat 18 ribu pasukan cadangan untuk memperkuat serangan darat tim inti. Korban yang meninggal dunia pun terus betambah sekitar 240 lebih dan yang mengalami luka-luka sekita 1850 lebih.