REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Hannan Putra
Pasien rehabilitasi di sebuah rumah sakit termasuk dalam daftar warga yang diminta mengungsi.
Di antara tokoh yang menjadi target dalam serangan itu adalah mantan menteri dalam negeri Fathi Hamad dan pemimpin senior Hamas Mahmud al-Zahar.
Setidaknya delapan warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan itu. Zahar disebutkan tengah bersembunyi saat serangan tersebut dilancarkan.
Israel memang meningkatkan serangan udaranya setelah gencatan senjata yang diprakarsai Mesir gagal dicapai. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, dengan kondisi itu Israel akan terus menyerang Gaza.
Seorang pejabat Israel seperti dilansir dari The Guardian mengatakan, kabinet keamanan Israel bertemu pada Rabu (16/7) pagi membahas operasi darat.
Setelah itu, militer Israel pun menabur selebaran dan peringatan melalui SMS dan telepon agar puluhan ribu warga di Gaza di Zeitoun dan Shujai'iya segera mengevakuasi dan menyelamatkan diri.
Para pasien rehabilitasi di sebuah rumah sakit termasuk dalam daftar warga yang diminta mengungsi. Namun, direktur rumah sakit Basman Ashi menyebutkan, semua orang tetap berada di rumah sakit dan sukarelawan asing telah tiba untuk membantu para pasien.
Sayap militer Hamas Brigade Izzuddin al-Qassam secara resmi menolak kesepakatan gencatan senjata Prakarsa Mesir dan menyatakan perang dengan Israel akan terus berlanjut.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Hamas Usamah Hamdan menegaskan, Hamas tidak akan kehabisan roket dan masih mampu berperang berbulan-bulan. “Kami juga masih mempunyai banyak kejutan,” katanya seperti dilansir Palestine Times, Rabu (16/7).
Pejabat politik Hamas yang berada di Kairo Moussa Abu Marzouk menyatakan, keputusan penolakan gencatan senjata belum mencapai keputusan final. Hamas masih akan mendiskusikan Prakarsa Mesir dengan syarat Israel menghentikan serangan udara mereka.