Sabtu 19 Jul 2014 04:10 WIB

Ini Hal-Hal yang Masih Misterius Seputar Jatuhnya Pesawat MH17

Rep: Satya Festiani/ Red: Bilal Ramadhan
Puing-puing pesawat MH-17 milik maskapai Malaysia Airlines yang jatuh di Ukraina.
Foto: AFP/Dominique Faget
Puing-puing pesawat MH-17 milik maskapai Malaysia Airlines yang jatuh di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang berangkat dari Amsterdam dengan tujuan Kuala Lumpur jatuh di Ukraina bagian timur pada Kamis (17/7) lalu. Selain membawa 298 orang, ini hal-hal yang perlu diketahui tentang pesawat nahas tersebut

Penyebab:

AS dan penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina mengatakan, misil telah menjatuhkan pesawat MH17 tersebut dan menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat. Duta Besar AS Samantha Power mengatakan bahwa misil tersebut ditembakan dari area separatis Ukraina di dekat perbatasan Rusia. Para ahli penerbangan pun meyakini bahwa misil merupakan penyebab jatuhnya pesawat tersebut.

Kendati demikian, hingga kini belum ada bukti bahwa pesawat tersebut jatuh karena misil. Pemerintah Ukraina, separatis Ukraina yang membela Rusia, dan Rusia semuanya menyangkal telah menembak pesawat tersebut. Investigasi masih berlangsung.

Kotak Hitam:

Keberadaan kotak hitam yang berisi data penerbangan dan rekaman suara kokpit belum diketahui hingga Jumat (18/7). Para separatis Ukraina memberikan laporan yang berbeda-beda tentang penemuan kotak hitam tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia telah mengatakan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk mendapatkan kotak tersebut.

Para ahli mengatakan, isi kotak tersebut dapat menjadi kunci untuk mengetahui fakta penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Suara misil atau gelombang akustik yang berasal dari ledakan dapat tertangkap oleh perekam suara di kokpit.

Investigasi:

Berdasarkan peraturan penerbangan sipil internasional, Ukraina harus memimpin investigasi karena pesawat tersebut jatuh di teritori Ukraina. Ukraina telah meminta bantuan internasional. AS telah menawarkan bantuan.

Namun, akses terhadap area kecelakaan dikuasai oleh para pemberontak. Area tersebut terletak 40 kilometer dari perbatasan Rusia sehingga sulit dicapai dan sangat berbahaya. Belum jelas apakah para pemberontak akan memperbolehkan Pemerintah Ukraina memasuki perbatasan. Juru bicara layanan darurat Ukraina menuduh para pemberontak telah mengganggu operasi mereka.

Para Korban:

Sebanyak 181 mayat telah ditemukan. Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan mayat-mayat tersebut akan dibawa ke Kharkiv untuk diidentifikasi. Pemimpin separatis pro-Rusia Andrei Purgin mengatakan, mayat tersebut akan dibawa ke kota Black Sea di Mariupol.

Malaysia Airlines dan pemerintah terkait mengatakan, para penumpang tersebut diantaranya adalah 192 penumpang dari Belanda, 29 dari Malaysia, 28 dari Australia, 12 dari Indonesia, 10 dari Inggris, 4 dari Jerman, 4 dari Belgia, 3 dari Vietnam, 3 dari Filipina dan 1 dari As, Kanada, Selandia Baru dan Hong Kong. Beberapa korban memiliki dua kewarganegaraan.

Beberapa penumpang adalah para peneliti dan aktivis yang akan menghadiri konferensi AIDS di Australia. Terdapat juga seorang peneliti terkenal asal Belanda dan mantan presiden International AIDS Society, Joep Lange, dan juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Glenn Thomas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement