REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Otoritas Penerbangan Jerman (LBA) meminta seluruh maskapai penerbangannya untuk menghindari wilayah udara Ukraina bagian timur. Pernyataan tersebut menyusul jatuhnya pesawat Malaysia Airlines yang diduga karena ditembak oleh misil dari area tersebut.
Jerman sebelumnya mengambil langkah terlalu jauh dengan melarang penerbangan ke seluruh area konflik, termasuk Suriah, Irak dan Afghanistan. Larangan tersebut dikirimkan oleh LBA kepada 144 maskapai penerbangan Jerman.
LBA kemudian mengklarifikasi bahwa larangan hanya ditujukan pada Ukraina. Salah satu anggota persatuan pilot Jerman, Joerg Handwerg, mengatakan bahwa larangan penerbangan di area konflik patut dipertanyakan.
"Terbang di area konflik seperti Afghanistan sebelumnya bukan masalah karena tidak ada senjata yang dapat meraih pesawat di ketinggian pesawat tersebut, tetapi sekarang pesawat yang terbang di ketinggian 10 ribu meter di semua negara sangat berisiko," ujarnya.