Sabtu 19 Jul 2014 17:34 WIB

MH17 Lewat Langit Ukraina karena Diduga Ingin Hemat Biaya

Rep: c54/ Red: Mansyur Faqih
Pengunjung menyaksikan pesawat Malaysia Airlines di bandara internasional Kuala Lumpur di Sepang, Sabtu (19/7)
Foto: reuters
Pengunjung menyaksikan pesawat Malaysia Airlines di bandara internasional Kuala Lumpur di Sepang, Sabtu (19/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesawat Malaysia Ailines MH17 melewati langit Ukraina karena untuk menghemat bahan bakar. MH17 disebut para pengamat memilih rute 'Lingkaran Sempurna' (Great Circle) atau jarak tempuh terdekat pada bidang bumi. 

Pesawat jenis Boeing 777 itu diperkirakan memberanikan diri melintasi jalur berisiko karena pertimbangan ekonomis. Dengan jarak tempuh terdekat antara Amsterdam-Kuala Lumpur, waktu tempuh semakin pendek.

Sehingga biaya bahan bakar bisa ditekan. Selain Malsysia Airlines, banyak maskapai dengan rute Eropa-Asia dan sebaliknya memilih jalur tersebut. Apalagi Asosiasi Transportasi Internasional (ITA) masih mengategorikan Ukraina Timur sebagai zona aman. 

Namun, sudah sejak beberapa bulan lalu otoritas penerbangan Ukraina dan Rusia menerbitkan larangan terbang di bawah ketinggian 32 ribu kaki. Penerbangan Malaysia Airlines pun lebih banyak menghindari daerah konflik Krimea di Ukraina bagian utara yang dikuasai pasukan separatis.

Independent melansir, beberapa pesawat Malaysia Airlines dan maskapai dengan asal dan tujuan sama memilih terbang ke arah selatan. Yaitu melintasi Bulgaria dan Laut Hitam. 

Jalur tersebut memang tergolong lebih jauh dari jarak langsung sejauh 6,336 mil. Artinya peru tambahan biaya bahan bakar.  

Namun pada Kamis (17/7), MH17 memilih lurus menuju utara melewati Ukraina. Tapi, MH17 terbang pada ketinggian 33 ribu kaki. Lebih rendah dari ketinggian yang disarankan, yakni 35 ribu kaki.  

Mantan penerbang British Airwais kapten Jock Lowe mempertanyakan alasan MH17 dan pesawat lain masih terbang melintasi area konflik. Menurut dia, tidak seharusnya penerbangan komersial mendekati zona pertempuran aktif yang dilengkappi berbagai persnejataan militer.

"Sekali Anda diperingatkan itu adalah zona larangan terbang, sebaiknya Anda menghindari itu demi keamanan bersama," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement